Saat menyantap ayam goreng pedas bersaus keju khas Richeese Factory, banyak orang tak menyangka bahwa restoran cepat saji tersebut bukanlah waralaba asal Amerika atau Korea Selatan. Richeese Factory, yang kini telah membuka ratusan gerai dan merambah pasar Malaysia serta Tiongkok, ternyata adalah brand asli Indonesia yang lahir dari tangan dingin seorang pengusaha asal Jawa Barat, Krisdianto Lesmana.
Tak hanya mendirikan Richeese Factory, pria ini juga merupakan pendiri Nabati Group, kelompok usaha makanan dan minuman ringan yang telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia lewat produk-produk populernya, seperti Richeese, Richoco, Siip, Nextar, Ahh’, dan lainnya. Meski namanya tak seterkenal brand-brand yang ia bangun, sosok Krisdianto adalah pionir sejati yang pantas disorot atas konsistensinya membesarkan merek lokal hingga bersaing secara global. Penasaran seperti apa kehidupan dan perjalanan seorang Krisdianto? Berikut informasinya:
Berawal dari Industri Rumahan di Tahun 1985
Perjalanan bisnis Krisdianto dimulai pada 7 Juli 1985 bersama sang istri, Ida Surjati Djaja Mukti. Pasangan ini memulai usaha dari skala rumahan dengan memproduksi makanan ringan tradisional. Usaha tersebut diberi nama PT Nabati Jaya Indonesia dan telah mengantongi izin Departemen Kesehatan, sesuatu yang belum umum dilakukan pelaku industri kecil pada masa itu.
Baca Juga: Daftar Brand Air Mineral Ternama di Indonesia: Dari yang Ekonomis hingga Premium
Pada tahun 1993, usaha rumahan ini mulai mengalami transformasi besar. Krisdianto mulai memproduksi wafer cokelat bernama Chocolate Coated Wafer, yang laris manis dan menjadi salah satu makanan ringan favorit anak-anak generasi 90-an. Produk ini kelak berkembang menjadi merek Richoco Kofer.
Puncaknya terjadi pada 2002, saat perusahaan resmi berganti nama menjadi PT Kaldu Sari Nabati Indonesia dan membuka pabrik pertamanya di Cicalengka, Jawa Barat. Di sana, mereka mulai memproduksi makanan ringan secara modern, termasuk produk populer seperti Bretos, Pillow Pop, My Tortila, dan lainnya.
Ekspansi Produk dan Inovasi
Krisdianto dikenal sebagai inovator sejati di bidang makanan ringan. Di bawah kepemimpinannya, Nabati Group tak hanya berkembang dari segi volume produksi, tapi juga keragaman produk. Ia terus mendorong timnya untuk menciptakan produk-produk baru yang unik dan relevan dengan tren pasar, tanpa meninggalkan kualitas dan keamanan pangan sebagai prinsip utama.
Baca Juga: Kisah Perjalanan d’Besto: Dari Ayam Goreng Kaki Lima hingga Ratusan Outlet Menjamur di Mana-mana
Di era 2010-an, Nabati Group meluncurkan berbagai produk seperti:
- Nextar Nastar (kue kering isi selai nanas),
- Richeese Bisvit (biskuit krim keju),
- Richeese Bio (minuman sereal dan susu),
hingga Richeese Mie Goreng Keju dan Ramen Keju yang diluncurkan pada 2021.
Tak hanya itu, pada 2023 mereka merilis biskuit dengan rasa khas Korea, Korean Goguma (ubi jalar), dan menggandeng Enhypen sebagai brand ambassador. Di tahun-tahun berikutnya, kolaborasi serupa terus berlanjut dengan Aespa untuk Richoco dan Riize untuk Richeese, dalam kampanye global bertajuk “Nabati Universe”.
Berdirinya Richeese Factory
Salah satu puncak pencapaian Krisdianto adalah lahirnya Richeese Factory, restoran cepat saji yang pertama kali hadir di Paris Van Java Mall, Bandung, pada 8 Februari 2011. Dengan konsep unik yang memadukan ayam goreng pedas dengan saus keju dan saus BBQ level 1–5, Richeese Factory langsung mendapat tempat di hati konsumen, terutama kalangan muda.
Restoran ini dikelola oleh anak perusahaan bernama PT Richeese Kuliner Indonesia, yang kini dipimpin oleh Erwin Lesmana, putra sulung Krisdianto. Dalam waktu singkat, Richeese Factory berkembang menjadi ratusan gerai yang tersebar di hampir seluruh kota besar Indonesia. Bahkan, ekspansi luar negeri dimulai dengan membuka gerai di Malaysia, dan pada akhir 2024, berhasil menembus pasar Shenzhen, Tiongkok.
Baca Juga: Mengenal Aurora Sri Rahayu, Perempuan di Balik Ayam Goreng Legendaris Jogja ‘Olive Fried Chicken’
Salah satu menu ikonik yang ikut melambungkan namanya adalah Fire Flying Chicken, yakni ayam goreng utuh dengan bumbu spesial yang jarang ditemukan di restoran cepat saji lainnya. Menu ini sempat viral dan menjadi pembicaraan luas di media sosial, membuktikan keberhasilan strategi produk dan pemasaran Richeese.
Kerajaan Bisnis Nabati Group
Di luar produk makanan dan restoran cepat saji, Krisdianto juga memperluas bisnis Nabati ke berbagai sektor. Beberapa unit usaha di bawah Nabati Group antara lain:
PT Kieber Propertindo
Bergerak di bidang pengembangan properti, termasuk membangun gedung perkantoran Wu Tower di Bandung serta kawasan industri untuk mendukung ekspansi produksi.
PT Nutribev Sinergy Indonesia
Didirikan pada 2021, perusahaan ini fokus pada minuman siap saji. Produk unggulannya adalah AMO, air mineral dan minuman berkarbonasi yang kini masuk dalam 4 besar merek terlaris di kategori tersebut.
PT Elektronik Distribusi Otomatisasi Terkemuka (eDOT)
Merupakan unit bisnis digital Nabati Group yang bergerak di bidang e-commerce dan distribusi FMCG (fast-moving consumer goods). Aplikasi eDOT sudah memiliki fitur seperti eSHOP, eHASHTAG, dan tengah mengembangkan eFOOD serta eLOG.
Belum selesai sampai di situ, Krisdianto juga mencatatkan prestasi membanggakan lainnya. Nabati Group menjadi perusahaan snack pertama di Asia yang mendapatkan lisensi resmi dari Nickelodeon untuk karakter Spongebob Squarepants. Tak hanya itu, mereka juga mengantongi lisensi dari Les’ Copaque Production untuk memproduksi snack bergambar Upin & Ipin.
Kerja sama ini membuktikan reputasi Nabati sebagai perusahaan lokal dengan kredibilitas dan kualitas kelas dunia. Tak heran jika banyak konsumen menyangka brand seperti Richeese Factory adalah milik perusahaan global.
Meski kini tampak kepemimpinan perlahan diberikan kepada generasi kedua, Krisdianto tetap aktif mengawal arah strategis grup usaha yang ia rintis. Ia dikenal sebagai pemimpin yang rendah hati, konsisten, dan selalu berorientasi pada produk dan konsumen.
Di tengah dinamika industri makanan dan minuman yang kompetitif, ia tak pernah tergoda untuk menjual perusahaan ke pihak asing, dan tetap berkomitmen menjadikan Nabati Group sebagai brand kebanggaan nasional.