Di tengah kondisi pasar yang belum stabil, publik masih menanti dampak kebijakan fiskal yang akan diambil oleh Pemerintah Indonesia. Masyarakat menanti langkah strategis yang akan diterapkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Meski mulai muncul sentimen positif, Rully Arya Wisnubroto, Chief Economist & Head of Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menilai bahwa pelemahan pasar saham berpotensi berlanjut dalam jangka pendek.
Baca Juga: Pasar Menanti Dampak Gebrakan Menkeu Purbaya
“Pasar masih menantikan kepastian apakah kebijakan ekspansif ini akan tetap menjaga keberlanjutan fiskal. Ketidakpastian tersebut menjadi salah satu faktor yang menahan pergerakan indeks saham dan meningkatkan volatilitas pasar obligasi,” jelas Rully, Selasa (23/9/2025).
Meski memprediksi pelemahan pasar saham dalam jangka pendek, Mirae Asset justru melihat kondisi tersebut sebagai momentum bagi investor untuk membeli di saat koreksi (buy on weakness) pada saham-saham pilihan. Rully menyarankan sektor perbankan yang diprediksi kinerjanya dapat membaik terutama untuk bank BUMN dengan adanya penyaluran dana Rp200 triliun asalkan tidak diikuti dengan kenaikan kredit tidak lancar (NPL) yang signifikan.
Selain saham-saham emiten perbankan, dia juga merekomendasikan saham-saham berikut sebagai saham pilihan yang berpotensi menarik dalam periode konsolidasi ini:
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM);
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR);
- PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL);
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA);
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF); dan
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT).