Dunia industri biometrik terus berkembang dan berubah seiring makin banyaknya orang yang mengadopsi teknologi ini dan makin luas penerapannya. Laporan pasar biometrik global di 2024 yang dibuat GII Research menjabarkan, pasar biometrik akan mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun mendatang. Pasar biometrik diperkirakan bertumbuh menjadi US$83,23 miliar pada 2028 dengan tingkat pertumbuhan rerata tahunan pada periode waktu tertentu (CAGR) sebesar 16%. Padahal, di 2024, pekiraan pertumbuhannya berada di angka US$45,89 miliar.

Menyambut tahun 2025, terdapat beberapa kunci tren yang diprediksi akan terus membentuk masa depan biometrik di pasar Indonesia. HID® memproyeksikan beberapa tren biometrik dunia, seperti autentikasi multimodal, autentikasi publik bebas hambatan, deteksi keaktifan, dan biometrik tepi (edge biometrics) yang dinilai akan tetap relevan. Inovasi-inovasi tersebut akan meningkatkan keamanan dan efisiensi kerja di berbagai sektor, tergantung pada perkembangan teknologi dan regulasi yang mendukung kemajuannya. HID yakin, tren-tren ini akan memainkan peranan penting dalam lanskap industri biometrik Indonesia di 2025.

Baca Juga: Dorong Stabilitas Ekonomi dan Akselerasi Ekonomi Digital Bank Indonesia Gelar JLW 2024

Bangkitnya Adaptasi Autentikasi Multifaktor (MFA)

Sementara biometrik fingerprint dinilai akan tetap popular, HID memperkirakan peningkatan adopsi autentikasi multifaktor (MFA) yang menggabungkan face recognition, analisis suara, scanning iris, dan bahkan pola pengenalan gaya berjalan (gait recognition).

Pada 2025, tren ini akan terus berkembang, khususnya bagi industri perbankan dan fintech. Akan ada makin banyaknya organsasi yang menggunakan berbagai metode biometrik demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna. Sebagai contoh adalah BNI dan BRI yang telah memanfaatkan fingerprint dan face recognition untuk meningkatkan keamanan aplikasi mobile banking mereka.

Dengan mengintegrasikan lebih dari 1 (satu) faktor biometrik, bank-bank ini menyediakan keamanan yang lebih kuat untuk mencegah penipuan sekaligus memberikan sistem keamanan maksimal pada nasabah mereka.

Otentikasi Bebas Hambatan pada Ruang Publik

Bandara, stadion, dan pos perbatasan antarnegara juga mulai mengadopsi solusi biometrik. Cara ini dinilai mudah digunakan dan memberikan kemandirian kerja sehingga proses identifikasi pengunjung bisa berjalan lebih cepat dan nyaman. Alhasil, pengalaman para pelancong pun meningkat.

Bayangkan saja, ketika Anda di bandara, pemeriksaan imigrasi dapat dilakukan tanpa perlu menunjukkan dokumen fisik. Di saat bersamaan, proteksi digital yang melalui beberapa layer dapat tetap terlindungi berdasarkan kredensial biometrik. HID percaya, ini akan menjadi tren pada 2025, terutama di bandara, pusat perbelanjaan, dan stadion. Pemerintah Indonesia maupun pelaku bisnis nasional juga akan terus menerapkan solusi biometrik demi melancarkan dan memuluskan proses identifikasi banyak orang.

Beberapa bandara dan pelabuhan di Indonesia telah mengintegrasikan face recognition saat pemeriksaan keamanan mereka. Pengalaman contactless ini berhasil mengurangi antrean panjang dan mempersingkat waktu pemeriksaan. Ia juga terbukti meningkatkan efisiensi operasional sehingga membuktikan bahwa biometrik dapat memperlancar proses kerja pada tempat-tempat umum.