Sebagai contoh, penerapan sistem Autogate di Pelabuhan Ferry Batam Centre. Pelabuhan ini dinilai sebagai tempat yang padat aktivitasnya. Untuk itu, penerapan sistem Autogate dinilai sangat penting demi mengurangi beban para pengunjung dalam menunggu dan mempermudah sistem kerja petugas imigrasi.
Sebagai solusi mempersingkat waktu identifikasi pengunjung dan menyederhanakan kerja para petugas, Pelabuhan Ferry Batam Centre menggunakan kamera face recognition HID U.ARE.U™. Kamera ini mampu memverifikasi identitas secara otomatis, menawarkan solusi kerja dengan cepat, dan contactless. Sistem ini dapat mencocokkan data paspor dengan wajah pelancong dalam hitungan detik, meningkatkan efisiensi kerja, serta keamanan Indonesia karena bekerja secara otomatis.
Baca Juga: Perluas Jangkauan Layanan, transcosmos Indonesia Buka Kantor di Yogyakarta
Kamera U.ARE.U HID memanfaatkan kecanggihan AI dan pencitraan multispektral supaya proses indetifikasi dapat menghasilkan informasi akurat, bahkan dalam kondisi yang menantang. Teknologi ini dapat mengurangi beban kerja manual para petugas imigrasi dan tentunya meningkatkan kenyamanan pelancong. Alhasil, proses lintas batas negara pun menjadi lebih cepat dan aman.
"Para pengunjung yang melewati perbatasan sangat menghargai efisiensi face recognition lewat sistem Autogate ini. Waktu tunggu antrean kini merosot drastis dan penumpang menikmati adanya proses layanan mandiri yang cepat serta nyaman. Mereka pun dapat melanjutkan perjalanan dalam hitungan detik," tutur Silmy Karim, Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Indonesia, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip Senin (11/11/2024).
"Sistem Autogate ini memverifikasi paspor dan langsung mencocokkan data para pengunjung, baik itu data e-VoA, e-Visa, ataupun visa-free mereka," lanjut Silmy, "Selain mempermudah dan mempercepat pemeriksaan, sistem ini juga mengutamakan keamanan negara dengan menghubungkan sistem perbatasan antarnegara dengan basis data Interpol dan informasi perlindungan negara lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah masuknya orang asing yang terlibat tindak pidana atau kegiatan ilegal tertentu masuk ke negara kita."
Deteksi Keaktifan Secara Langsung Menjadi Fokus Utama
Penipuan lewat teknologi biometrik menarik perhatian makin besar. Teknologi deteksi keaktifan secara langsung, seperti kedipan mata atau mekanisme challenge-responses, akan mejadi bagian integral untuk memastikan pengguna mesin tersebut merupakan individu yang sah di balik setiap autentikasi biometrik. Pada 2025, deteksi ini akan memainkan peranan penting mengingat makin banyaknya penipuan identitas beserta upayanya.
Teknologi ini menjadi fokus penting, terutama bagi sektor-sektor seperti keuangan dan e-commerce, seiring dengan meningkatnya permintaan terkait keamanan yang lebih canggih dalam transaksi digital.
Sebagai upaya menanggulangi penipuan identitas, berbagai perusahaan fintech nasional mengintegrasikan deteksi keaktifan pada proses autentikasi biometrik mereka. Deteksi keaktifan, seperti instruksi mengedipkan mata ketika memindai wajah, memastikan input biometrik berasal dari orang yang memang nyata. Ia bukanlah gambar sehingga melindungi akun pengguna dari akun-akun tidak sah.