Menutup mulut dengan selotip medis saat tidur, atau yang dikenal sebagai mouth taping, menjadi tren populer di media sosial akhir-akhir ini. Metode ini bertujuan mencegah bernapas melalui mulut dan mendorong pernapasan melalui hidung.
Untuk diketahui, plester untuk menutup mulut semalaman ini bukanlah selotip atau jenis perekat lain, melainkan plester khusus untuk mulut yang sudah banyak tersedia. Plester mulut ini aman untuk bibir dan tidak menimbulkan rasa sakit seperti yang ditimbulkan jika menutup dengan lakban.
Sementara beberapa praktisi mengklaim hal itu membantu mengatasi masalah seperti mendengkur dan bau mulut, hanya beberapa penelitian kecil yang telah meneliti keefektifannya, dengan sebagian besar manfaatnya bersifat anekdot.
Jadi, jika Anda bertanya-tanya apakah plester mulut adalah mode yang layak, inilah yang perlu kamu ketahui tentang potensi manfaat dan risiko di baliknya.
Manfaat mouth taping
- Bukti paling kuat mouth taping ini berasal dari sebuah penelitian oleh MDPI Healthcare yang berfokus pada orang dengan apnea tidur obstruktif ringan. Para peneliti menemukan bahwa hal itu mencegah gangguan pernapasan pada banyak pasien.
- Mengenakan penutup mulut berpori menyebabkan seseorang bernapas melalui hidung, mengubah posisi langit-langit dan lidah, yang secara signifikan mengurangi dengkuran.
- Para pendukung tren penutup mulut menyarankan bahwa hal itu dapat membantu mengatasi berbagai masalah, termasuk kelelahan dan masalah konsentrasi.
- Penutup mulut juga dapat membantu mereka yang mengalami bau mulut, dan rasa haus di malam hari.
- Ada klaim dari pengguna bahwa hal itu dapat mengurangi efek negatif yang terkait dengan pernapasan melalui mulut, seperti mulut kering, gigi berlubang, penyakit gusi, dan penurunan kemampuan kognitif.
Baca Juga: 4 Risiko Kesehatan Ini Bisa Mengintai Akibat Tidur Setelah Sahur, Jangan Anggap Remeh!