Tahun 2024 masih dibuka dengan kondisi perekonomial global yang penuh tantangan. Tensi geopolitik yang masih tinggi di Timur Tengah memberi dampak pada ekonomi dunia menjadi tidak stabil. Tak hanya itu, potensi bencana alam akibat climate change juga memengaruhi pergerakan ekonomi global.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, menjelaskan bahwa pelambatan ekonomi mulai terasa di 2023 dan masih terasa di tahun 2024 ini. Meski begitu, Indonesia perlu bersyukur karena ekonomi Tanah Air masih tumbuh cukup baik hingga 5,05 persen.
Baca Juga: Laba BCA Tumbuh 19,4% di 2023, Presdir: Perekonomian Domestik Tetap Tangguh
"Kami masih cukup confident dengan prospek ekonomi Indonesia ke depan. Kalau kita lihat, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih di bawah potential level sehingga kami melihat masih adanya ruang pertumbuhan. Di 2024 dan 2025, proyeksi pertumbuhan ekonomi terus mengalami peningkatan dengan tingkat inflasi diturunkan, dari sebelumnya 3% +-1 persen menjadi 2,5% +- 1 persen," terangnya dalam seminar daring yang digelar LPPI, Jumat (23/2/2024).
Harapan serupa juga disampaikan oleh Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Adi Budiarso. Dia menjelaskan, kinerja APBN 2023 masih solid dan kredibel serta mampu berfungsi sebagai shock absorber: (1) melindungi daya beli masyarakat tetap kuat; (2) menjaga stabilitas ekonomi; (3) mendukung prioritas pembangunan seperti IKN, PSN, Pemilu, stunting, El-Nino, dan kemiskinan ekstrem; serta (4) menjaga kesehatan dan kredibilitas fiskal.
"Pertumbuhan global sudah menuju ke 2,6-2,8 persen, menurun dari prediksi sebelumnya. Bahkan, kecenderungan penurunan masih berlanjut di 2024. Bersyukur, Indonesia menjadi salah satu penggerak ekonomi baik di ASEAN maupun global," terang Adi.
Namun demikian, pertumbuhan inflasi yang tidak terkontrol di negara maju menimbulkan ketidakpastian. Kemenkeu memprediksi baru terjadi perbaikan di kuartal III. Oleh karena itu, jelas Adi, Kemenkeu terus mengupayakan sumber pertumbuhan baru bagi Indonesia, seperti green dan blue economy, digital economy, dan IKN sebagai salah satunya.
Menurutnya, APBN perlu merespons pergolakan ekonomi global dengan inklusif dan berkelanjutan. Dengan semangat tersebut, Kemenkeu menjelaskan bahwa tema kebijakan fiskal 2024 adalah "Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan".