Di tengah potensi besar bagi para pelaku UMKM, platform e-dagang atau e-commerce memiliki tantangan berupa maraknya produk impor.

Transformasi digital mengubah fundamental lanskap perekonomian Indonesia, di mana ekonomi digital menjadi salah satu katalisator utama pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2024 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia mengalami tren positif dalam beberapa tahun terakhir.

Laporan tersebut mencatat, total pendapatan dan volume transaksi barang dagangan atau gross merchandise value (GMV) Indonesia pada tahun 2020 mencapai US$44 miliar. Angkanya terus meningkat hingga menembus nilai US$90 miliar atau setara dengan Rp1.430 triliun pada tahun 2024 yang menjadikan GMV Indonesia sebagai GMV terbesar di Asia Tenggara.

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkapkan bahwa 70% dari pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia masih ditopang oleh sektor e-commerce.

"Ketika e-commerce meningkat, otomatis ekonomi digital Indonesia juga akan meningkat," ungkap Nailul Huda kepada Olenka di Kantor Celios, Menteng, Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Di tengah tren positif pertumbuhan ekonomi digital, Nailul mengingatkan bahwa ada pekerjaan rumah besar bagi Indonesia yakni maraknya produk impor di e-commerce yang dijual dengan harga murah. Jika tidak disikapi dengan serius maka hal ini akan menjadi penghambat bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengoptimalkan potensi platform digital.

"Mereka (para pelaku UMKM) harus head to head dengan produk impor di e-commerce," tegasnya.

Nailul Huda menegaskan, e-commerce merupakan salah satu pintu masuk utama produk impor ke Indonesia. Berdasarkan data Kementerian UMKM, pada tahun 2024 lalu sebanyak 74% produk e-commerce merupakan produk impor. Menang dari sisi jumlah, ujarnya, produk impor juga memiliki keunggulan lain karena harga jauh lebih murah.

"Harga produk impor dari China itu jauh lebih murah dibandingkan produk UMKM lokal. Saya melihat ini karena skala usaha UMKM lokal belum sampai (sebesar China)," tegasnya.

Pemilik gelar master dalam bidang Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia ini mendorong pemerintah untuk memiliki kebijakan yang pro-UMKM lokal. Ia mengharapkan, pemerintah melakukan pengetatan atas produk impor dan pada saat yang sama mendorong peningkatan kualitas produk UMKM lokal.

"Kami mendorong pemerintah mempunyai kebijakan yang sifatnya membatasi, misalnya gratis ongkir hanya untuk produk lokal. Itu sebenarnya bisa dilakukan pemerintah," tegasnya.

Harapan Pelaku Usaha

Suci Wijayanti yang merupakan Founder dan Brand Owner Batik Sakera menjadi satu dari sekian pelaku UMKM yang merasakan tantangan berat mempromosikan dan menjual produk lokal di ekosistem e-commerce. Sebagai pengusaha batik tulis Madura, Suci mendapati semakin banyak produk tekstil impor yang dijual dengan harga murah.

"Salah satu tantangannya itu dari impor. Motifnya batik, tapi bukan batik, itu printing. Produknya bisa dibeli dengan harga ratusan ribu bahkan puluhan ribu," kata Suci kepada Olenka saat ditemui di kediamannya, Jakarta, Minggu (18/5/2025).

Tak berhenti pada membanjirnya produk impor, Suci juga mengaku tantangan lain untuk bisa optimal di e-commerce ialah dari aspek promosi. Ia berharap, ada dukungan dari platform e-commerce kepada para UMKM lokal untuk meningkatkan promosi produk UMKM lokal.

"Mereka (e-commerce) memiliki power untuk memberikan eksposur yang lebih luas kepada produk UMKM lokal Indonesia," tegasnya.

Dukungan terhadap para pelaku UMKM lokal untuk memiliki daya saing telah dilakukan oleh para platform e-commerce. Misalnya, Shopee Indonesia yang memiliki komitmen untuk memberikan ruang bertumbuh yang sama bagi UMKM lokal di ekosistem digital sehingga mampu berdaya saing dengan produk-produk luar negeri.

Head of Government Relations Shopee Indonesia, Balques Manisang, menyebutkan bahwa penguatan keterampilan digital menjadi salah satu modal yang membantu UMKM lokal untuk tumbuh dan berkembang. Menyadari hal tersebut, Shopee fokus untuk mengembangkan kapasitas dan keterampilan digital UMKM lokal melalui program Kampus UMKM Shopee. Balques mencatat, ratusan ribu UMKM telah mengikuti program pelatihan di Kampus UMKM Shopee ini.

"Pelatihan ini menjadi wujud komitmen kami dalam memberikan ruang dan meningkatkan kapasitas pengusaha lokal," tegas Balques melalui wawancara tertulis bersama Olenka, beberapa waktu lalu. 

Dukungan

Dalam kesempatan yang sama, Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, mengungkapkan bahwa Shopee senantiasa memastikan produk lokal tak hanya kuat di pasar nasional, tetapi juga dapat menjangkau pasar global. Benar saja, Shopee berhasil memasarkan lebih dari 50 juta produk UMKM ke berbagai negara melalui program Ekspor Shopee sejak tahun 2019 silam.

"Promosi untuk mendukung penjualan produk lokal, terus kami lakukan melalui kanal Shopee Pilih Lokal yang di tahun 2024 lalu jumlah penjualannya meningkat hingga 200%," ungkap Radynal.

Radynal menambahkan, berbagai program diinisiasi Shopee untuk membantu UMKM berkembang lebih optimal melalui platform digital. "Shopee berkomitmen untuk menjadi kawan dalam perjalanan UMKM lokal," tegasnya.

Adapun, Kementerian UMKM memastikan akan terus mendukung para pelaku UMKM untuk meningkatkan potensi platform digital sekaligus menghadapi dominasi produk impor di e-commerce.

Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, mengaku dirinya sangat yakin jika produk UMKM lokal kelak akan menjadi produk yang mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri. Setidaknya, ada dua hal yang dilakukan oleh pemerintah agar para pelaku UMKM lokal bisa lebih berdaya saing menghadapi produk impor. 

Pertama, pemerintah perlu membangun ekosistem digital yang berpihak pada UMKM. Hal itu dapat dilakukan melalui kolaborasi e-commerce untuk memberikan ruang digital marketing yang lebih banyak untuk produk lokal. Pada saat yang sama, paparan produk impor di e-commerce juga perlu dibatasi.

"Produk UMKM ini perlu terus dikedepankan dan kita dorong supaya persentase penjualan di e-commerce terus meningkat setiap tahun," tegas Maman, belum lama ini.

Maman menegaskan, pemerintah akan mendorong pengusaha UMKM untuk bisa meningkatkan skala produksi yang lebih besar dengan biaya atau cost yang jauh lebih rendah. Dengan begitu, harga dan produk yang dijual UMKM melalui e-commerce dapat bersaing dengan produk luar negeri.

"Produk asing itu keunggulannya ada di harga dan skala usaha yang besar. Pengusaha UMKM harus dibantu supaya produksi terus meningkat, harga produksi lebih kecil," pungkasnya.