Dalam sejarah Indonesia, terpilihnya seorang perempuan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan adalah langkah yang sangat baru dan monumental. Salah satu figur perempuan yang mampu mencatatkan namanya dalam sejarah tersebut adalah Susi Pudjiastuti, pada pemerintahan Joko Widodo di Kabinet Kerja tahun 2014-2019.
Meski hanya berlatar belakang pendidikan sekolah dasar (SD), Susi menunjukkan bahwa kecerdasan dan kebijakan yang terarah tidak selalu bergantung pada pendidikan formal yang tinggi. Keberaniannya dalam mengatasi masalah kelautan Indonesia telah membawa perubahan besar, terutama dalam mengatasi potensi krisis yang dapat merugikan masa depan laut Indonesia.
Berikut ini telah Olenka rangkum dari berbagai sumber mengenai riwayat hidup, pendidikan hingga karier bisnis yang dijalani Susi Pudjiastuti, pada Kamis (06/02/2025).
Riwayat Hidup
Susi Pudjiastuti, lahir pada tanggal 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat, adalah seorang tokoh wanita Indonesia yang dikenal sebagai pengusaha sukses dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti: Memelihara Laut untuk Masa Depan Nelayan dan Bangsa
Ia adalah putri dari pasangan Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah (1918–2013). Meskipun berasal dari suku Jawa, keluarganya telah menetap selama lima generasi di Pangandaran, yang mayoritas penduduknya adalah orang Sunda. Bisnis keluarga Susi lebih banyak bergerak di bidang real estate dan peternakan.
Susi Pudjiastuti memiliki tiga anak, yaitu Panji Hilmansyah, Nadine Kaiser, dan Alvy Xavier. Namun, pada 18 Januari 2016, ia mengalami kehilangan besar ketika putra pertamanya, Panji Hilmansyah, meninggal dunia pada usia 31 tahun akibat gagal jantung di Naples, Florida.
Pendidikan dan Aktivisme
Setelah menamatkan SMP, Susi melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Yogyakarta. Namun, ia tidak dapat menyelesaikan studi SMA-nya karena dikeluarkan akibat keterlibatannya dalam aktivitas politik.
Susi aktif dalam mempromosikan gerakan Golput (Golongan Putih), sebuah gerakan yang menentang pemilihan umum pada masa Orde Baru di bawah Presiden Soeharto. Akibatnya, ia menjadi menteri pertama di Indonesia yang tidak menyelesaikan pendidikan menengah atas.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Ajak Masyarakat Indonesia Perbanyak Makan Ikan
Meskipun demikian, setelah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi melanjutkan pendidikan dan berhasil lulus dari program sekolah menengah atas (Paket C) pada tahun 2018.
Kiprah Bisnis
Pada tahun 1983, Susi memulai langkah pertama dalam dunia bisnis dengan menjual perhiasan yang ia miliki untuk mengumpulkan modal sebesar Rp 750.000. Dengan modal tersebut, ia memulai usaha sebagai pengepul ikan di Pangandaran, sebuah daerah yang terkenal dengan hasil lautnya.
Bisnisnya berkembang pesat, dan pada tahun 1996, Susi mendirikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product, sebuah pabrik pengolahan ikan dengan produk unggulan berupa lobster berkualitas ekspor yang diberi merek "Susi Brand."
Produk lobster Susi Brand mendapatkan perhatian pasar internasional, dan permintaannya meluas hingga ke Asia dan Amerika. Keberhasilan bisnis pengolahan ikan ini membawa Susi menuju titik di mana ia harus berpikir lebih jauh untuk mengatasi tantangan pengiriman produk perikanan yang membutuhkan transportasi cepat agar tetap segar.
Memulai Bisnis Penerbangan
Pada tahun 2004, untuk menjaga kualitas produk perikanannya, Susi memutuskan untuk membeli dua buah pesawat Cessna Caravan dengan pinjaman dari sebuah bank BUMN. Keputusan ini diambil setelah Susi menghabiskan waktu beberapa tahun untuk meyakinkan beberapa bank agar mendanai usahanya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Prilly Latuconsina dan Fakta Unik tentang Dirinya!
Pesawat-pesawat Cessna tersebut digunakan untuk mengangkut lobster dan hasil laut segar lainnya dari Pangandaran ke Jakarta. Pengiriman melalui udara terbukti efektif, karena produk tetap segar dan tingkat kematiannya berkurang drastis.
Untuk mengelola pesawat-pesawat tersebut, Susi mendirikan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Melalui perusahaan ini, ia mulai mengembangkan armada penerbangan untuk memenuhi kebutuhan transportasi produk perikanan segar. Keberhasilan dalam pengiriman barang perikanan yang lebih efisien ini menjadi pijakan bagi perkembangan bisnis penerbangan Susi.
Keberhasilan Susi dalam mengembangkan bisnis penerbangan semakin terlihat saat tsunami besar melanda Aceh pada tahun 2004. Saat itu, hanya sebulan setelah membeli pesawat, Susi memutuskan untuk meminjamkan pesawat-pesawatnya untuk membantu distribusi bantuan kepada korban bencana.
Ia mengoperasikan pesawatnya selama dua minggu penuh untuk mengirimkan bantuan ke Aceh. Namun, saat Susi hendak menarik kembali pesawatnya, banyak organisasi kemanusiaan yang ingin terus menyewa pesawatnya untuk misi serupa.
Seiring waktu, Susi Air berkembang menjadi salah satu perusahaan penerbangan yang melayani rute perintis di seluruh Indonesia.
Pada tahun 2012, Susi Air telah mengoperasikan 50 pesawat dari berbagai tipe, termasuk Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-6 Porter, dan Piaggio P180 Avanti. Dengan armada yang semakin besar, perusahaan ini menjadi operator pesawat Cessna terbesar di kawasan Asia Pasifik. Pendapatan yang didapatkan dari operasional Susi Air semakin mendukung ekspansi bisnisnya, dan Susi Pudjiastuti kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses tanpa gelar sarjana.
Baca Juga: Mengenal Sosok Harumi Sudrajat, Beauty Blogger dan Founder Sobat Konglo
Kebijakan Ketat di Sektor Kelautan
Selain kesuksesan di dunia bisnis, Susi Pudjiastuti juga dikenal dengan kebijakan-kebijakan tegasnya ketika menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Salah satu kebijakan yang paling dikenal adalah upayanya untuk memberantas penangkapan ikan ilegal di perairan Indonesia.
Ia bahkan terkenal dengan istilah "tenggelamkan" yang merujuk pada kebijakan untuk menenggelamkan kapal-kapal asing yang tertangkap melakukan penangkapan ikan ilegal. Kebijakan ini berhasil mengurangi penangkapan ikan ilegal, yang berdampak positif terhadap keberlanjutan sektor perikanan Indonesia.
Selain menanggulangi illegal fishing, Susi juga memperkenalkan kebijakan yang melarang penggunaan alat tangkap ikan yang merusak ekosistem laut, seperti pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seine nets).
Susi Pudjiastuti juga dikenal dengan kebijakannya yang melarang ekspor benih lobster. Pada masa jabatannya, ia mengeluarkan larangan ekspor terhadap benih lobster, serta kepiting dan rajungan, yang diatur dalam Larangan Penangkapan dan/atau Pengeluaran Benih Lobster (Panulirus Spp.), Kepiting (Scylla Spp.), dan Rajungan (Portunus Spp.) dari wilayah Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Agnes Sukenty Niken Puspitarini, Dokter yang Sukses Meracik Jamu Kekinian Lewat Ing Pawon
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan bahwa kebijakan agresif Susi ini mengurangi upaya tangkap ilegal sebesar 25%, dan berpotensi meningkatkan hasil tangkapan ikan sebesar 14% serta keuntungan sektor perikanan sebesar 12%.
Penghargaan
Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, telah menerima berbagai penghargaan atas dedikasinya dalam dunia kewirausahaan dan pelayanan publik, khususnya di sektor kelautan dan perikanan. Ia mendapatkan penghargaan Purwa Citra Priangan Award (2004). Diberikan oleh Surat Kabar HU Kabar Priangan Grup Pikiran Rakyat atas kontribusinya dalam peningkatan kehidupan nelayan.
Kemudian Susi juga mendapatkan award Pelopor Wisata - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat (2004). Penghargaan ini diberikan atas peran Susi dalam memajukan sektor wisata di Jawa Barat. Ia juga dinobatkan sebagai Pelopor Ekspor Ikan Laut - Gubernur Jawa Barat (2005). Selanjutnya, ia juga menyabet gelar Young Entrepreneur of the Year - Ernst & Young Indonesia (2005). Susi juga pernah mendapatkan penghargaan Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter - Presiden Republik Indonesia (2006)
Di tahun 2006 penghargaan Metro TV Award for Economics diberikan kepada Susi atas kontribusinya dalam bidang ekonomi Indonesia. Dan di tahun 2005 hingga 2006 ia mendapatkan award Inspiring Woman dan Eagle dari Metro TV.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti: Kuatkan Pilar Kedaulatan Laut Indonesia Tanpa Intervensi Asing
Menuju tahun 2016, ia menjadi Tokoh Publik Inspirasional Tahun Ini - Public Relation Award and Summit. Kemudian, Leaders for a Living Planet Award - WWF (2016), penghargaan ini diberikan oleh WWF atas perannya dalam memajukan sektor perikanan yang berkelanjutan dan pelestarian alam laut.
Dan terakhir, Penghargaan ini diberikan kepada Susi sebagai Menteri yang luar biasa dan berpengaruh dalam kebijakan kelautan dan perikanan Indonesia, yaitu award Outstanding Minister - Bisnis Indonesia Award (2019).