Tepat satu bulan yang lalu, 8 September 2025, Purbaya Yudhi Sadewa resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Setelah resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu), namanya langsung jadi pusat perhatian dan meramaikan pemberitaan nasional.

Gayanya yang khas dan terkesan bebas sukses menarik perhatian publik. Meski sebagian menyanjungnya, beberapa pihak meminta Purbaya tetap berhati-hati dalam berkomunikasi. Sebagai pejabat publik, semua ucapan dan gerak-geriknya akan dinilai masyarakat dan mewakili “wajah” Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Aksi Purbaya Tolak Pajak Baru Dipuji Mahfud MD: Terus Maju Pak, Bravo!

“Si Jenius” dari ITB

Pria kelahiran Bogor pada 7 Juli 1964 ini merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) dari jurusan Teknik Elektro. Semasa kuliahnya tersebut, Purbaya dikenal bukan hanya pintar, melainkan jenius. 

Duta Besar Indonesia untuk Polandia (2014–2018), Peter F. Gontha, dalam pernyataan tertulisnya beberapa waktu lalu menyebut Purbaya sebagai the real genius. Dia menyatakan bahwa ada budaya tak tertulis di ITB yang berbunyi: bila seseorang benar-benar jenius, sedikit arogansi dianggap sah sebab mereka bermain di liga yang berbeda. Mungkin itulah alasan mengapa sosok Menkeu baru tersebut terbiasa dengan gaya “koboi”-nya.

Selepas menyelesaikan pendidikan di ITB, Purbaya melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat hingga memperoleh gelar Master of Science (MSc) dan gelar Doktor di bidang Ilmu Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat. Jabatan terakhirnya sebelum diangkat sebagai Menkeu Indonesia adalah Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Masih menurut Peter, disertasi Purbaya di luar negeri telah membuktikan sosok Menkeu tersebut sebagai mathematical economist, bukan hanya seorang ekonom. “Dia adalah ilmuwan yang melihat kebijakan ekonomi bukan sebagai wacana politik, melainkan sistem rumus yang bisa dijabarkan, diuji, dan dibuktikan," katanya, dikutip Rabu (8/10/2025).

Peter menekankan, “Negara akhirnya memberi tempat pada seorang jenius, bukan hanya seorang teknokrat biasa.”

Perjalanan Karier Purbaya

Purbaya Yudhi Sadewa memulai karier sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989-1994). Dia juga sempat menjabat sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute (Oktober 2000-Juli 2005), Direktur Utama PT Danareksa Securities (April 2006-Oktober 2008), Chief Economist Danareksa Research Institute (Juli 2005-Maret 2013), serta Anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) (Maret 2013-April 2015).

Sementara itu, kariernya di pemerintahan dimulai ketika menjabat sebagai Anggota Komite Ekonomi Nasional (2010-2014). Sebelum menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 58/M Tahun 2020 tanggal 3 September 2020, berikut perjalanan karier Purbaya:

  • Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2010-2014);
  • Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis, Kantor Staf Presiden Republik Indonesia (April 2015-September 2015);
  • Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (November 2015-Juli 2016);
  • Wakil Ketua Satgas Penanganan dan Penyelesaian Kasus (Debottlenecking), yang lebih dikenal dengan “Pokja IV”, di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Juni 2016-sekarang);
  • Staf Khusus Bidang Ekonomi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Juli 2016–Mei 2018);
  • Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Mei 2018-September 2020).

Gebrakan “Menteri Jempol”

Perhatian masyarakat terhadap sosok Menkeu Purbaya tidak hanya bersumber dari sikapnya yang bebas dan selalu tersenyum, tetapi juga berbagai kebijakannya di sektor keuangan. Yang paling fenomenal, dia menyuntik dana segar sebesar Rp200 triliun di lima bank milik negara per 12 September 2025. 

Dalam banyak kesempatan, menteri yang sering mengacungkan jempolnya hingga dijuluki “Menteri Jempol” tersebut menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi akan keputusan yang dibuatnya. "Tinggal tunggu waktu saja ekonomi secara keseluruhan akan semakin cepat," tegas Purbaya beberapa waktu lalu.

Satu bulan memimpin Kementerian Keuangan, berikut berbagai gebrakan yang telah dilakukan oleh Menkeu Purbaya:

1. Sebar Rp200 Triliun ke Himbara

Gebrakan pertama yang dilakukan Purbaya adalah mendistribusikan dana sebesar Rp200 triliun yang terparkir di Bank Indonesia (BI) untuk disalurkan ke bank Himbara (Himpunan Bank Negara). Secara rinci, dana disalurkan ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) masing-masing Rp55 triliun; BTN Rp25 triliun; dan BSI Rp10 triliun.

Harapannya, uang tersebut dapat disalurkan ke berbagai sektor produktif untuk menggerakkan ekonomi Indonesia.

2. Pertahankan Nilai Cukai Rokok dan Perangi Rokok Ilegal

Purbaya memastikan bahwa tarif cukai hasil tembakau atau rokok tidak akan berubah pada 2026, baik naik maupun turun. Keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan saran dari perwakilan Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri).

Tidak hanya itu, Menkeu Purbaya juga berusaha menanggulangi peredaran rokok ilegal dengan menginstruksikan Ditjen Bea Cukai untuk menangkap importir illegal. Selanjutnya, dia akan membuat kawasan khusus industri hasil tembakau untuk produsen rokok ilegal supaya mudah melegalkan usahanya.

3. Kejar Rp50-60 Triliun dari Penunggak Pajak

Menkeu Purbaya menyebutkan bahwa pihaknya telah mengantongi daftar 200 penunggak pajak besar yang kasusnya sudah inkrah atau berkekuatan hukum tetap dengan total tagihan mencapai Rp 50-60 triliun. "Akan kami kejar, eksekusi. Itu targetnya sekitar Rp50—60 triliun. Dalam waktu dekat ini ditagih dan mereka tidak bisa lari," katanya.

Selain mengincar para penunggak pajak, Purbaya akan melakukan optimalisasi sistem Coretax. Dia berjanji bawa tenaga ahli dari luar Kemenkeu untuk mempercepat perbaikan sistem Coretax dalam sebulan.

4. Siap Pangkas Dana MBG

Purbaya mengungkapkan komitmennya untuk menyisir anggaran belanja pemerintah yang tidak terserap secara optimal. Anggaran dari institusi yang tidak tersalurkan dengan optimal akan dialihkan ke program yang langsung dirasakan masyarakat. Bahkan, dia siap memangkas anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) jika hingga akhir Oktober 2025 belum terserap optimal.

5. Kurangi Transfer ke Daerah

Menkeu Purbaya menetapkan besaran dana transfer ke daerah (TKD) dalam APBN 2026 sebesar Rp692,99 triliun, turun 24,7% dari Rp919,9 triliun tahun ini. Kebijakan tersebut diambilnya sebab banyaknya penyelewengan dana.