Sosok Hashim Djojohadikusumo tak luput dari sorotan publik sebagai seorang pengusaha sekaligus adik dari orang nomor satu RI, Presiden Prabowo Subianto. Sejak muda, beliau sudah aktif dalam dunia bisnis. Saat ini, diketahui tengah memimpin Arsari Group, perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, seperti pertambangan, agribisnis, dan energi terbarukan.
Bahkan, berkat kepiawaian dalam merintis usaha, ia juga pernah masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes sejak 2011 hingga 2020 versi Forbes. Berdasarkan data pada Desember 2020, harta kekayaan adik Presiden Prabowo ini mencapai angka 800 juta dolar.
Selain sebagai pengusaha, Hashim juga aktif dalam dunia politik. Diketahui, saat ini ia juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Beliau juga kerap terlibat dalam kegiatan sosial, termasuk pelestarian lingkungan dan satwa langka.
Berikut ini Olenka rangkum dari berbagai sumber, Minggu (10/8/2025), sejumlah informasi terkait untuk mengenal lebih lanjut sosok dan kiprah perjalanan karier Hashim Djojohadikusumo.
Baca Juga: Hashim Apresiasi Peran Aktif Perdagangan Karbon Indonesia, Terbesar dari PLN
Profil Singkat dan Latar Pendidikan
Lahir 5 Juni 1954, Hashim Sujono Djojohadikusumo adalah anak dari pasangan Soemitro Djojohadikoesoemo dan Dora Marie Sigar. Ia merupakan anak bungsu dari empat bersaudara.
Hashim memiliki dua kakak perempuan, Biantiningsih dan Maryani Ekowati, serta satu kakak laki-laki, Prabowo Subianto, mantan Danjen Kopassus yang kini menjabat sebagai Presiden RI sejak 20 Oktober 2024.
Masa kecil hingga remajanya banyak dihabiskan di Eropa, di mana ia menempuh pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Setelah itu, Hashim melanjutkan studi tinggi di bidang politik dan ekonomi di Pomona College, California, Amerika Serikat.
Latar belakang keluarganya begitu mentereng. Sang ayah adalah begawan ekonomi Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi serta Menteri Riset dan Teknologi di era Presiden Soeharto.
Sementara kakeknya, Margono Djojohadikusumo, merupakan pendiri Bank BNI 1946 sekaligus mantan Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) 1945 dan anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan.