Grup Arsari merupakan konglomerasi bisnis yang dimiliki Hashim Djojohadikusumo, adik Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Grup Arsari merupakan perusahaan induk dari bisnis yang bergerak di berbagai bidang, seperti perbankan, agribisnis, perkebunan karet, penambangan timah, pengembangan energi terbarukan, serta pengembangan teknologi pemanfaatan tenaga air.
Dalam laman resminya, tidak terdapat informasi lengkap mengenai awal pendirian Grup Arsari. Hanya tercatat dua subgrup di bawah Grup Arsari, yakni Arsari Enviro Industri dan Arsari Tambang dengan empat anak perusahaan di bawah PT Arsari Tambang yang menjalankan aktivitas eksplorasi, eksploitasi, penambangan, pemrosesan, peleburan, pemurnian, penjualan, dan ekspor timah di wilayah kepulauan Bangka Belitung. Keempatnya adalah PT Mitra Stania Prima, PT Mitra Stania Kemingking, PT Mitra Bemban, dan PT Aega Prima.
Baca Juga: Cerita Hary Tanoe Temukan 'Formula' Khusus Bangun Bisnis Televisi Tiru Meksiko
Mengutip keterangan dari platform pencarian kerja Glintas, Grup Arsari tercatat didirikan pada tahun 2006. Sementara, data di Wikipedia mencatat tahun berdirinya Grup Arsari pada tahun 2008. Menurut Whitespace, Arsari Group didirikan pada tahun 2013.
Asal-usul Nama Arsari
Nama Arsari berasal dari suku kata nama ketiga anak Hashim Djojohadikusumo, yakni Aryo Djojohadikusumo, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara, dan Indra Djojohadikusumo.
Awal Mula Hashim Terjun sebagai Pebisnis
Dibandingkan sang kakak yang awalnya fokus di dunia militer, Hashim tercatat lebih dulu terjun sebagai pebisnis. Perusahaan pertama yang ia bangun adalah PT Era Persada yang bergerak di bidang perdagangan dalam negeri. Era Persada didirikan pada tahun 1980, dua tahun setelah Hashim bekerja sebagai direktur di PT Indoconsult Associates yang didirikan sang ayah.
Berbekal ijazah dari sekolah tinggi di Pamona dan pengalaman magang pada sebuah bank investasi Lazard Freres di Paris, perusahaan yang dibangun Hashim makin sukses dan bertumbuh. Dia bahkan sempat menjadi pemilik PT Semen Cibinong yang kini bernama PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Garap Proyek di IKN
Dengan kepemilikan lahan di wilayah IKN, Grup Arsari merupakan salah satu perusahaan yang akan menggarap proyek pembangunan Ibu Kota baru Indonesia tersebut. Diketahui, lewat PT ITCI Kartika Utama, Grup Arsari memiliki Hak Pengelolaan Hutan (HPH) di Kalimantan Timur seluas 173 ribu hektare. Izin usaha PT ITCI Kartika Utama telah diperpanjang sejak 2017 hingga 2037 mendatang.
Arsari Group berencana menjadi penyedia air bersih untuk wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Hashim sempat menjelaskan, proyek tersebut sudah direncanakan sejak tiga tahun sebelum Presiden Jokowi menunjuk Ibu Kota Negara di wilayah Penajam Paser Utara (PPU).
Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD)
Mengutip laman resminya, Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) mulai berdiri sejak tahun 2006 yang saat itu masih bernama Yayasan Keluarga Hashim Djojohadikusumo (YKHD) dan dipimpin langsung oleh Hashim Djojohadikusumo beserta istri. Tiga tahun setelahnya, tepatnya tanggal 20 Oktober 2009, YKHD diubah namanya menjadi Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD).
Selain YAD, Keluarga Hashim Djojohadikusumo juga mendirikan Yayasan Wadah Titian Harapan pada tahun 2008 yang dipimpin langsung oleh Anie Hashim Djojohadikusumo. Yayasan tersebut bertujuan membantu kaum perempuan menolong diri mereka sendiri membentuk masa depan yang lebih baik bagi keluarga dan komunitasnya. Selain itu, ada Yayasan Parinama Astha yang didirikan oleh Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di tahun 2012 dengan misi memberantas perdagangan manusia di Indonesia.
Selain dalam bidang sosial, YAD juga fokus pada bidang lingkungan dengan melakukan konservasi hutan. Salah satunya ialah mendedikasikan 2.400 hektare dari sebagian HGU di Jambi menjadi Hutan Konservasi Sumitro Djojohadikusumo. Sumbangsih ini mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Indonesia berupa Kalpataru bidang Pembina Lingkungan pada 5 Juni 2014.
Selain itu, YAD juga mendirikan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di dalam hutan yang terletak di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, sebagai upaya menyelamatkan Harimau Sumatera dari kepunahan. Bagi orang utan, YAD mendirikan Pusat Suaka Orangutan (PSO Arsari) di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.