Di dunia politik Indonesia, nama Surya Paloh bukanlah sosok yang asing. Ia dikenal sebagai figur berpengaruh dengan rekam jejak panjang dalam kancah politik nasional. Kini, kiprahnya berlanjut sebagai Ketua Umum Partai Nasional Demokrat atau NasDem.

Bukan hanya politisi, Surya Paloh juga dikenal sebagai pengusaha dan berhasil menjalankan bisnis pers melalui berbagai media. Bahkan, memiliki kontribusi besar dalam dunia televisi Tanah Air.

Berikut ini Olenka rangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/8/2025), untuk mengenal lebih lanjut sosok Surya Paloh berikut dengan rekam perjalanan kariernya yang gemilang di berbagai bidang.

Profil Singkat dan Latar Pendidikan

Lahir pada 16 Juli 1951 di Banda Aceh, Surya Dharma Paloh menghabiskan masa kecilnya di Pematangsiantar, Medan, Sumatera Utara. Ia merupakan putra dari Muhammad Daud Paloh, seorang perwira polisi yang kemudian menjabat sebagai komandan sektor kepolisian, dan ibunya, Nursiah.

Baca Juga: Kerajaan Bisnis Media Group Rintisan Surya Paloh

Karena mengikuti penempatan tugas sang ayah, Surya kecil terbiasa hidup berpindah-pindah. Ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada tahun 1963 dan menamatkan sekolah menengah pertama pada 1966 di Serbelawan, Dolok Batu Nanggar, Simalungun. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di Kota Medan, tepatnya di SMAN 7 Medan. 

Setelah itu, ia melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi negeri di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Namun, saat itu ia tidak menyelesaikannya dan kemudian memilih melanjutkan studi ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, hingga akhirnya lulus pada tahun 1975.

Kenal Dunia Bisnis Sejak Remaja

Perjalanan karier Surya Paloh memang menyimpan cerita menarik. Sejak remaja, ia sudah akrab dengan dunia usaha. Sambil bersekolah, siapa sangka ia pernah berdagang ikan asin, teh, hingga karung goni. Barang-barang itu dibelinya dari dua sahabat sekaligus mentor bisnisnya, lalu dijual kembali ke kedai-kedai kecil dan sejumlah perkebunan, termasuk milik PT Perkebunan Nusantara.

Selepas lulus SMA, aktivitas bisnisnya makin berkembang. Ia mulai merambah ke sektor lain seperti distribusi mobil dan perhotelan. Kesibukan ini berjalan beriringan dengan aktivitas organisasinya, termasuk saat ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU). Di sana, ia aktif dalam organisasi KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia) dan dipercaya menjadi pemimpin.

Namun, padatnya aktivitas bisnis dan organisasi membuatnya tertinggal dalam pendidikan. Ia akhirnya memutuskan pindah ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU). Di kampus baru ini, ia menuntaskan pendidikannya dan berhasil meraih gelar sarjana.

Kiprahnya dalam Bisnis Media

Singkat cerita, saat 'hijrah' ke Jakarta, ayah Prananda Surya Paloh ini mulai merintis bisnis pers. Pada 1986, ia mulai mendirikan Surat Kabar Harian. Kala itu, ia mengalami kendala dengan pencabutan SIUPP oleh pemerintah. Namun, hal tersebut tak menghentikan langkahnya untuk terus merintis bisnis pers.

Bersama Achmad Taufik, ia menghidupkan kembali Majalah Vista dan bekerja sama dengan T. Yously Syah dalam pengelolaan koran Media Indonesia. Berkat ketekunannya, ia berhasil menjalankan bisnis pers melalui berbagai media seperti Harian Atjeh Post, Harian Gala (Bandung), dan Harian Cahaya Siang (Manado). Bahkan, ia berhasil diangkat sebagai pengusung kebebasan pers.

Tak hanya itu, ia juga memiliki kontribusi besar dalam dunia pertelevisian Tanah Air. Ia berhasil mendirikan MetroTV sebagai saluran berita 24 jam pertama di Indonesia. Bahkan, ia turut mengundang Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk merealisasikan pendirian stasiun TV tersebut pada 18 November 2000 silam.

Karier di Dunia Politik

Tak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, Surya Paloh juga memiliki jejak panjang dan berpengaruh di dunia politik Indonesia. Keterlibatannya dalam organisasi sejak masa kuliah menjadi awal dari kiprahnya di ranah politik nasional.

Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai NasDem, partai yang ia dirikan dan besarkan dengan semangat restorasi. Sebelumnya, ia pernah menjabat Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar pada periode 2004–2009, serta menjadi anggota MPR RI selama dua periode, dari 1977 hingga 1987.

Di bawah kepemimpinannya, NasDem menjadi partai pertama yang mendeklarasikan dukungan kepada Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

Ia juga merupakan pendiri Ormas Nasional Demokrat, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Partai NasDem seperti yang dikenal publik saat ini.

Penghargaan Surya Paloh

Perjalanan panjang dan kontribusi Surya Paloh dalam dunia politik, sosial, hingga pendidikan, membuahkan berbagai penghargaan bergengsi. Sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya, ia dianugerahi gelar Profesor Kehormatan (Honorary Professorship) dari Beijing Foreign Studies University, Cina, pada 2014.

Setahun berselang, Presiden Republik Indonesia menganugerahkannya Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama, salah satu penghargaan tertinggi negara. Penghargaan demi penghargaan terus berdatangan, termasuk Lencana Bintang Astha Hannas pada 2019, serta gelar Doktor Honoris Causa bidang sosiologi politik dari Universitas Brawijaya pada 2022.

Sebagai pengakuan atas semangat kepeloporannya, Surya Paloh juga dianugerahi Tanda Jasa Medali Kepeloporan oleh Presiden RI pada tahun 2024. Semua penghargaan ini menjadi bukti nyata dari kiprah dan dedikasinya yang konsisten dalam membangun negeri.