Mayapada Group menjadi mahakarya terbesar dari bisnis yang dirintis oleh Dato Sri Tahir sejak 1986 silam. Buah tangan dingin pria bernama asli Ang Tjoen Ming ini, Mayapada Group terus tumbuh menjadi perusahaan multisektor yang sukses dan terkenal di Tanah Air.

Di bawah kepemimpinan Dato Sri Tahir, Mayapada memperluas usahanya ke berbagai sektor. Mulai dari dealer mobil, perbankan, dan kesehatan. Pada tahun 1989, Tahir mendirikan Bank Mayapada.

Bisnis yang dirintis Tahir berkembang pesat dan mampu bertahan dari krisis moneter tahun 1998. Selain di bidang perbankan, Tahir juga merambah sektor kesehatan dengan mendirikan Mayapada Hospital pada tahun 2008, yang terus tumbuh hingga kini. Mayapada juga telah tercatat di Bursa Efek Jakarta.

Mayapada Group terus berkembang pesat, dengan Tahir memperluas bisnisnya ke berbagai sektor. Salah satu sektor yang digarap adalah properti dengan perusahaan miliknya yang cukup dikenal, yaitu PT Maha Properti Indonesia Tbk.

Seperti apa cerita Tahir dengan portofolio bisnis properti yang dimilikinya? Berikut Olenka rangkum informasi terkait yang dihimpun dari sejumlah sumber, Selasa (20/8/2024).

PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO)

PT Maha Properti Indonesia Tbk. (MPRO) merupakan salah satu emiten properti milik Dato Sri Tahir di bawah payung Mayapada Group. Didirikan pada 5 Maret 2004 dengan nama PT Argo Mulia Investama, dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2015.

MPRO bergerak di bidang properti dan real estat, dengan proyek yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Pada 28 September 2018, MPRO mendapat izin OJK untuk IPO, dan sahamnya mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 9 Oktober 2018 dengan harga IPO sebesar Rp110 per saham.

Baca Juga: Kontribusi Nyata Dato Sri Tahir Beri Full Beasiswa ke Top 5% Student di Indonesia

Kepemilikan Dato Sri Tahir secara langsung dalam saham MPRO terbilang besar, yakni mencapai 21,25%. Jumlah tersebut menjadi yang kedua terbesar setelah Jonathan Tahir yang menguasai hingga 34,22% saham MPRO.

Namun, kinerja emiten MPRO terbilang masih belum mencapai positif. Hal tersebut tercermin dari kinerja Maha Properti Indonesia per 31 Maret 2024 yang merugi Rp10,35 miliar. Sementara itu, pendapatan MPRO naik tipis menjadi Rp867,96 juta pada kuartal pertama 2024.

Menukil dari laman resminya, ada tiga proyek besar yang ditangani oleh MPRO di antaranya adalah pemukiman elit “The Kahyangan” yang dikelilingi dengan fasilitas umum seperti hotel, mall, hingga rumah sakit di Kawasan Solo Baru, kabupaten Sukoharjo; perumahan “The Grand Maja” di kawasan Maja, Lebak, Banten; dan “Tanjung Layar Beachfront City” berupa apartemen, townhouses, dan shophouses. Kawasan hunian ini menawarkan lokasi yang bagus dengan dikelilingi view laut Makassar dan Sungai Jeneberang. Lokasi proyek juga dikelilingi oleh fasilitas umum seperti rumah sakit, mall, hotel, taman bermain, dan sekolah.

MPRO sendiri memiliki beberapa anak perusahaan. Di antaranya adalah PT Trixindo Selaras, PT Bintang Dwi Lestari, dan PT Creative Softhouse. 

Baca Juga: Sosok Victoria Tahir, Putri Ketiga Dato Sri Tahir yang Berkiprah di Dunia Keuangan

Bisnis Properti Lainnya

Dato Sri Tahir juga memiliki PT Mayapada Properti Indonesia Tbk dan PT Precise Pacific Realty (Mayapada Tower) yang mengelola Mayapada Tower 1, Mayapada Tower 2. Tak sampai di situ, Tahir juga turut membangun Menara Topas, Sona Topas Tower, Menara Gracia, Menara Mayapada Bandung, Mayapada Complex, hingga Taman Beverly. 

Selain itu, Tahir juga membangun Mayapada Banua Center yang berganti nama menjadi William Tandiono Complex di Kalimantan Selatan (Kalsel). Adapun penggantian nama dilakukan untuk mengenang sang menantu yang meninggal 23 Juli 2023 lalu, William Tandiono. Mendiang William Tandiono pernah menjabat sebagai sebagai Direktur Utama MPRO sejak 17 Desember 2021.

Baca Juga: Tahir Foundation Bukti Kedermawanan Dato Sri Tahir, Jadikan Kekayaan Berkat Bagi Sesama

Tak sampai di situ, ada banyak karya properti milik Dato Sri Tahir. Mulai dari The Grand Banua, Sky Pavilion, Mayapada Office Tower, Regent Bali Hotel and Residence, Fairmont Sanur Beach Bali, Mall Bali Galleria, Pusat Niaga Puri Agung, hingga Simprung Signature.