Tahun 2023 dinilai menjadi tahun yang menantang bagi startup dan perusahaan di industri teknologi. Hal tersebut salah satunya tercermin dari nilai valuasi startup yang kian tergerus.
Direktur Central Capital Ventura (CCV), Adi Prasetyo, menyampaikan bahwa tidak hanya valuasi yang menurun, tetapi juga nilai penyuntikan modal ke startup yang menurun makin membuktikan bahwa tahun 2023 menjadi tahun yang challenging bagi startup.
"Tahun 2023 menjadi tren yang challenging bagi startup, terutama dari segi penanaman modal yang sangat turun dan menyentuh titik terendah sejak enam tahun terakhir," tegas Adi dalam talkshow bertajuk "Prospek Investasi Startup dan Industri Teknologi 2024" yang digelar di BCA Expoversary 2024 di ICE BSD, Jumat, 1 Maret 2024.
Baca Juga: Rayakan HUT ke-67, BCA Produksi Seragam Berbahan Daur Ulang untuk 25.000 Lebih Karyawan
Benar saja, laporan e-Conomy SEA 2023 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain Company menunjukkan bahwa suntikan modal ke startup di Asia Tenggara sebesar US$4 miliar atau setara Rp62,6 triliun per semester I 2023. Nilai tersebut turun 69,2% dari semester I 2022 yang mencapai US$13 miliar atau setara Rp203,6 triliun dan sekaligus menjadi yang terendah dalam enam tahun terakhir.
Lantas, bagaimana peluang investasi startup dan industri teknologi tahun 2024 ini?
Adi menilai, prospek investasi ke perusahaan rintisan (startup) pada tahun 2024 ini akan lebih baik dari tahun 2023. Hanya saja, menurut Adi, investor atau perusahaan modal ventura masih akan wait and see hingga enam bulan pertama tahun ini.
"Tahun 2024 kami harap akan ada kenaikan (investasi ke startup), tapi sepertinya pada enam bulan pertama tahun 2024 masih harus hati-hati melihat peluang dan melakukan investasi. Kami masih wait and see," lanjut Adi.
Pada kesempatan yang sama, VP Digital Innovation Solution, Strategic Information Technology Group BCA, Samuel Tjung, menyampaikan bahwa di tengah aksi wait and see investor, BCA konsisten untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif melalui kolaborasi dengan para startup.
"BCA memiliki program membangun ekosistem bersama dengan startup lokal karena kami ingin membangun ekosistem digital dalam menciptakan inklusi keuangan. Selama enam tahun sejak 2018, BCA konsisten mengadakan program akselerasi startup," pungkas Samuel.
Mengenai kondisi startup dalam beberapa tahun terakhir, Samuel menilai bahwa dunia startup dan industri teknologi saat ini tengah dalam fase cooling down dan mencari titik keseimbangan baru sejak masa kejayaan startup di era tahun 2010-2011 lalu.
Ia menilai, salah satu tantangan bagi industri startup saat ini adalah mencari solusi teknologi apa lagi yang bisa diberikan startup untuk menyiasati cloud dan mobile technology yang menjadi driver perkembangan startup di masa sebelumnya. Sebab, kedua teknologi tersebut dinilai sudah mature sehingga ruang untuk berkembang tidak seekspansif sebelumnya.
"Ini yang masih menjadi tantangan dan kita akan lihat perkembangannya dalam dua sampai tiga tahun ke depan," lanjutnya.