SCG, perusahaan konglomerat asal Thailand, melaporkan hasil operasionalnya untuk Q1/2024, menunjukkan peningkatan dari kuartal sebelumnya yang didorong oleh inovasi hijau, manajemen biaya yang efektif, pemulihan pariwisata, dan tanda-tanda pemulihan ekonomi Thailand. SCG siap menghadapi potensi penurunan ekonomi global dan terus melanjutkan strategi Inclusive Green Growth (Pertumbuhan Hijau yang Inklusif). 

Thammasak Sethaudom, President & CEO SCG, menjelaskan, SCG berhasil mengelola biaya dan secara konsisten menyediakan inovasi hijau ke pasar, yang menghasilkan Pendapatan dari Penjualan sebesar Rp54,3 triliun (USD3,5 miliar), meningkat 3% q-o-q, dan EBITDA mencapai Rp5,5 triliun (USD354 juta), naik 16% q-o-q, dengan Laba Bersih Periode sebesar Rp1 triliun (USD68 juta), meningkat Rp1,5 triliun (USD100 juta) q-o-q.

Baca Juga: Sumbangsih SCG Bantu Indonesia Capai 31,89% Penurunan GRK

"Pencapaian ini didorong oleh pengembangan produk-produk hijau inovatif (SCG Green Choice). Penjualan produk-produk SCG Green Choice mencapai Rp28,6 triliun (USD1,8 miliar), menyumbang 53% dari total penjualan, meningkat Rp484,3 juta (USD31,2 juta) q-o-q, berkontribusi pada pengurangan emisi CO2 sebesar 230.000 ton," jelasnya, dikutip Senin (29/4/2024).

Sejalan dengan strategi Inclusive Green Growth, baru-baru ini SCG meluncurkan Low-carbon Cement (Semen Rendah Karbon) Generasi ke-2 yang diproyeksi akan menekan emisi karbon sebesar 15-20%. Selain itu, SCG sedang mempersiapkan diri dengan memperluas investasi di pasar-pasar berpotensi tinggi, seperti SAMEA (Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika). Proyek Long Son Petrochemicals (LSP) di Vietnam pun tengah dalam persiapan untuk memproduksi resin dengan kapasitas penuh pada kuartal ketiga.

Unit bisnis SCG, SCGP (SCG Packaging), menggelontorkan USD3 juta dalam kolaborasi dengan Origin Materials, perusahaan teknologi Amerika Serikat, untuk mengembangkan bioplastic berbahan dasar serpihan kayu eukaliptus. Di Indonesia, komitmen ini dapat dilihat dari produk kertas kemasan yang ditawarkan salah satu perusahaan di bawah SCGP Indonesia, PT Fajar Surya Wisesa Tbk, yang telah tersertifikasi Eco Label, sertifikat Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian, dan FSC (Forest Stewardship Council®).

Sementara itu, SCG Cement and Green Solutions terus mendiversifikasi inovasi semen untuk berbagai aplikasi. Adopsi Low Carbon Cement baru-baru ini meningkat menjadi 85% dengan pengenalan Low Carbon Cement (Generation 2) yang dijadwalkan pada 5 Mei. Inovasi ini dapat mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 15-20% dibandingkan dengan standar internasional.

Pabrik semen di Thailand telah meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif menjadi 47%. Di Indonesia, operasi bahan bakar dan baku alternatif di pabrik semen di Sukabumi, PT Semen Jawa, telah memasuki fase kedua yang memungkinkan penggunaan bahan bakar alternatif mencapai 5.000 ton/bulan atau sekitar 19,6% dari total bahan bakar, serta 8.000 ton/bulan penggunaan bahan baku alternatif atau setara dengan 3% total bahan baku.