Dari Mimpi Besar hingga Mahakarya
Bagi Ciputra, mimpi besar bukanlah sekadar wacana, melainkan tujuan hidup yang harus diperjuangkan hingga terwujud. Salah satu bukti nyata dari visinya adalah transformasi Pondok Indah menjadi kawasan prestisius berstandar internasional.
Pada tahun 1983, salah satu mimpinya yang semula ditertawakan orang akhirnya menjadi kenyataan. Lapangan golf bertaraf internasional di Pondok Indah selesai dibangun dan sukses menggelar turnamen golf kelas dunia.
“Harapan itu terwujud! Pada tahun 1983, lapangan golf Pondok Indah selesai dan turnamen golf internasional yang dipadati pemain kelas dunia digelar di sana. Sukses dan membanggakan!,” ujar Ciputra penuh rasa syukur.
Turnamen World Cup Golf tersebut menjadi peristiwa fenomenal. Media memberitakan secara bertubi-tubi. Indonesia bangga, pemerintah pun senang bukan main.
“Ini adalah momen yang sangat membahagiakan. Turnamen World Cup merupakan pertandingan satu-satunya, pertama dan terakhir di Indonesia sampai saat ini,” tambahnya.
Pada tahun yang sama, Ciputra juga menuntaskan pembangunan rumah pribadinya di Bukit Golf, tepat di seberang club house lapangan golf Pondok Indah.
“Puji Tuhan. Rumah itu sangat besar dan indah,” kenangnya.
Momentum pembangunan rumah megahnya bertepatan dengan perhelatan FIABCI World Congress I di Jakarta, konferensi real estat internasional bergengsi yang saat itu diselenggarakan oleh Persatuan Real Estate Indonesia (REI), organisasi yang ia dirikan pada 1972. Welcome party acara tersebut pun digelar di kediaman barunya, menjadikannya malam yang tak terlupakan.
“Dua acara berkelas internasional disertai acara dinner diselenggarakan di rumah saya. Sungguh mengesankan,” kata Ciputra.
Tahun demi tahun, visi Ciputra untuk Pondok Indah terus berkembang. Pada 1990, ia kembali menciptakan gebrakan dengan membangun Pondok Indah Mall, pusat perbelanjaan raksasa dan stylish pertama di Indonesia. Sebelumnya, masyarakat hanya mengenal plasa seperti Ratu Plaza, Melawai Plaza, atau Duta Merlin. Pondok Indah Mall menjadi pionir lahirnya mall modern di Tanah Air.
Tak berhenti di situ, ia melanjutkan visinya dengan mendirikan Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI). Rumah sakit ini dirancang agar masyarakat menengah ke atas tak perlu lagi berobat ke Singapura. RSPI dilengkapi fasilitas medis mutakhir dan tim dokter ahli untuk menghadirkan layanan kesehatan berstandar internasional.
Sementara itu, para pemilik kavling mulai membangun rumah-rumah megah mereka. Pondok Indah pun berkembang menjadi kawasan cantik dengan selera arsitektur yang elegan. Berbagai bisnis turut tumbuh memenuhi kebutuhan penduduk, mulai dari salon, butik, kafe, hingga perusahaan multinasional seperti Citibank yang mendirikan gedung besar di sana.
“Adalah hal yang membanggakan dan melegakan bahwa setiap institusi atau personal pebisnis di kawasan ini benar-benar paham estetika yang sesuai dengan kelas Pondok Indah,” papar Ciputra.
Filosofi Pembangunan Ciputra: Membaca Zaman dan Menunggu Saat Tepat
Banyak orang menilai Ciputra sebagai sosok agresif dalam membangun proyek-proyek raksasa. Namun, bagi dia sendiri, agresif bukan berarti gegabah. Keberhasilan besar justru lahir dari strategi yang terencana matang dan pemahaman mendalam akan perubahan zaman.
Saat merintis Pondok Indah, Ciputra memang dikenal gigih dan tak kenal lelah untuk mewujudkan kawasan permukiman elite dengan penataan kavling yang apik serta infrastruktur jalan dan saluran air berkualitas tinggi. Ia berani menanggung biaya pembangunan awal yang sangat besar demi fondasi kawasan yang kokoh.
Namun, di balik kegigihannya, Ciputra justru menekankan pentingnya kesabaran dalam membangun fasilitas pendukung lain di Pondok Indah.
“Jika ditanya apakah saya agresif dalam mengembangkan Pondok Indah? Tidak. Memang pada awalnya saya begitu gigih untuk segera mewujudkan suatu kawasan calon permukiman dengan penataan kavling yang apik dan jalan serta sarana saluran air yang memakan biaya sangat besar,” ungkapnya.
Baginya, pembangunan kawasan harus selaras dengan perkembangan zaman. Ia memilih untuk tidak terburu-buru membangun semua fasilitas dalam satu waktu.
“Saya tidak gegabah dalam membangun berbagai sarana. Kenapa? Karena saya yakin zaman yang bergerak akan menyodorkan ide-ide yang pas dengan sendirinya,” jelas Ciputra.
Dan keyakinan itu terbukti benar. Pondok Indah berkembang secara alami, lentur, dan rileks, namun menunjukkan kemajuan signifikan seiring waktu. Kawasan tersebut tumbuh menjadi lingkungan elite yang tidak hanya menampilkan rumah-rumah megah, tetapi juga pusat bisnis, pusat perbelanjaan, fasilitas kesehatan, dan lapangan golf bertaraf internasional, dan menjadikannya ikon kemewahan dan prestise Jakarta Selatan hingga kini.
“Kenyataan akhirnya memang demikian. Pondok Indah berkembang dengan lentur dan rileks, namun memperlihatkan kemajuan yang signifikan,” tegas Ciputra.
Baca Juga: Ketika Ciputra Muda Terima Tantangan Atasi Semrawutnya Jakarta