Ferry Tegus Santosa merupakan sosok di balik berdirinya JAPFA Group. Konglomerasi bisnis ini bergerak di bidang peternakan, pertanian, hingga perdagangan. Selain ternak ayam broiler, perusahaan ini juga memiliki tambak udang dan ikan. Sementara itu, produk makanan siap saji dari perusahaan ini, antara lain, ialah merek nugget So Good dan sosis So Nice.
Awalnya, Ferry telah mendirikan konglomerasi bisnis bernama Ometra Group sejak tahun 1959. Sayangnya, grup bisnis ini bangkrut saat diterpa krisis moneter pada tahun 1997. Sementara itu, perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang kini berkembang pesat dan dikenal sebagai JAPFA Group sukses berkat tangan dingin anaknya, yakni mendiang Handojo Santosa.
Baca Juga: Kerajaan Bisnis JAPFA Group Milik Keluarga Santosa
Sejarah JAPFA
Di tahun 1971, Ferry mendirikan PT Java Pelletizing Factory Ltd (PT JAPFA) pada 18 Januari dengan berfokus pada pemasaran produk utama pellet kopra secara komersial. Di tahun 1975, bisnis pakan ternak mulai beroperasi lewat PT Comfeed Indonesia Limited. Melangkah di tahun 1982, JAPFA meresmikan kegiatan operasional pembibitan ayam untuk melengkapi lini bisnis pakan ternak.
Handojo Santosa yang kemudian dikenal sebagai pemimpin di balik kesuksesan JAPFA mulai bergabung di perusahaan pada tahun 1986. Handojo mengawali kariernya sebagai Manajer Divisi Minyak Nabati di Tanjung Perak, Surabaya. Dia mulai mengisi kursi direksi sejak tahun 1989 dengan posisi wakil direktur utama. Di tahun yang sama, JAPFA berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Di tahun 1990, Java Pelletizing Factory Ltd mengambil alih aset PT Comfeed Indonesia Limited, PT Suri Tani Pemuka, PT Ometraco Satwafeed, dan PT Indopell Raya serta berubah nama menjadi PT Japfa Comfeed Indonesia. Hingga hari ini, perusahaan ini dikenal sebagai PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Handojo mulai menduduki kedudukan Direktur Utama JAPFA pada tahun 1997. Di saat bisnis ayahnya yang lain dalam Ometra Group bangkrut, bisnis JAPFA mampu bertahan di bawah kepemimpinan Handojo. Pada tahun 2014, ia mencatatkan saham JAPFA di Singapura dan menjadikan Japfa Indonesia (PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk) sebagai anak perusahaan.
Handojo Santosa meninggal dunia pada Minggu, 25 September 2022, sebagai warga negara Siprus yang berdomisili di Singapura. Semasa hidupnya memimpin JAPFA, Handojo masuk ke dalam jajaran 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes di tahun 2020 dengan kekayaan sebesar US$735 juta.
Generasi Ketiga Pimpin JAPFA
Sepeninggal Handojo, anaknya yang bernama Renaldo Santosa diangkat sebagai Direktur Utama JAPFA berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada 2023. Adapun di Japfa Ltd. (induk perusahaan JAPFA yang tercatat di bursa Singapura), Renaldo menjabat sebagai Executive Director and Head of Strategic Projects.
Sementara itu, adik Renaldo, yakni Gabriella Santosa, tercatat menjabat sebagai Head of Business Development Japfa Ltd serta Direktur PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Peraih gelar Bachelor of Science di bidang Biokimia dengan satu tahun di bidang Industri dari Imperial College London, Inggris, pada tahun 2016 ini juga menjabat sebagai Kepala Proyek di PT Japfa sejak Maret 2024; sebagai Deputy Head of Animal Health and Livestock Equipment sejak tahun 2017; menjabat sebagai Direktur PT Vaksindo Satwa Nusantara (anak perusahaan PT Japfa) sejak Juli 2023.
Berdasarkan update di bulan Januari 2025, keluarga Santosa yang menjadi pemegang saham mayoritas Japfa Ltd berencana melakukan privatisasi serta penghapusan pencatatan saham (delisting) dari bursa Singapura. Selanjutnya, keluarga Santosa akan memiliki 100% saham Japfa Ltd (induk PT Japfa Comfeed Indonesia yang menggenggam 55.43% saham JPFA).