Siapa yang tak mengenal sosok Lo Kheng Hong? Salah satu investor ulung di Indonesia yang hidup sejahtera berkat saham. Saking piawainya berinvestasi saham, Pak Lo sapaannya ini sampai dijuluki sebagai ‘Warren Buffet’ Indonesia. 

Menjadi investor kawakan, Pak Lo acap kali diundang di berbagai acara dan berbicara mengenai saham. Saat menjadi pembicara, Pak Lo kerap melontarkan jargon andalannya, yakni berburu saham Mercy harga Bajaj. 

Perumpamaan tersebut menganalogikan suatu kondisi ketika membeli saham yang berpotensi mengalami kenaikan besar di kemudian hari, tetapi dibeli dengan harga yang murah.

Dalam artian lain, Pak Lo menganalogikan bahwa banyak saham yang setara dengan harga mobil Mercy, tetapi dijual di pasar modal seharga kendaraan Bajaj. 

“Mengapa Saya berani (berinvestasi)? Berani karena perusahaannya bagus, valuasinya murah, PER-nya rendah, price to book-nya rendah. Saya tahu ini Mercy harga Bajaj, dia punya margin of safety yang besar buat Saya, tentu saja berani,” ujar Pak Lo dalam acara yang digelar OCBC, dilansir pada Senin (19/2/2024).

Baca Juga: Cara Memilih Wonderful Company ala Warren Buffett-nya Indonesia

“Siapa sih yang takut beli Mercy harga Bajaj? Kenapa takut, itu karena kita beli Bajaj dijual di harga Mercy. Bukan Mercy harga Bajaj, jadi setiap hari ketakutan,” sambung pria kelahiran 20 Februari 1959 itu. 

Dalam kesempatan yang sama, Pak Lo berbagi kiat untuk para investor ketika sudah menemukan wonderful company di pasar saham dengan pertimbangan valuasi price to earning (PER) dan price to book (PBV) yang rendah.

Menurut Pak Lo, tentu memerlukan waktu agar saham dengan harga Bajaj bisa kembali ke harga Mercy. Dalam hal ini, kesabaran investor pasti diuji. Dengan kata lain, kuncinya adalah sabar. Sabar untuk menunggu.

“Untuk kembali ke Mercy itu tentu it takes time. Perlu waktu, perlu kesabaran untuk menunggu. Banyak orang yang enggak sabar, mau cepat, mau instant. Memang sabar itu ilmu tingkat tinggi, belajarnya setiap hari, ujiannya sering mendadak,” tutupnya.