Investor senior Indonesia, Lo Kheng Hong, membagikan prinsip investasi yang dipegang teguh oleh investor legendaris Warren Buffett: "Be fearful when others are greedy and be greedy when others are fearful" — takut saat orang lain serakah dan serakah saat orang lain takut. 

“Kalau orang lain serakah, kita jual (saham). Akan tetapi, ketika orang lain takut (ketika harga saham turun), kita beli,” ungkapnya yang dilansir dalam Olenka pada Senin (24/3/2025).

Lo Kheng Hong kemudian mengisahkan pengalamannya saat menghadapi pandemi Covid-19 pada tahun 2020, ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam hingga menyentuh level 3.900. Kepanikan pasar membuat banyak investor tergesa-gesa menjual saham mereka, sehingga harga saham-saham unggulan menjadi sangat murah. 

Baca Juga: Mengenal Lani Darmawan: Sarjana Kedokteran yang Jadi Pemimpin Perbankan Ternama di Indonesia

“Kita harus membeli karena mendapat perusahaan bagus dengan harga murah. Saat Covid, saya punya uang cash saat itu, sehingga saya bisa memborong semua saham di harga yang murah,” lanjutnya.

Tahun 2020, ia muncul sebagai pemegang saham terbesar ketiga di Gajah Tunggal, perusahaan ban terbesar di Asia Tenggara. Dua tahun kemudian, namanya tercatat sebagai pemegang saham terbesar kedua di Panin Bank. Langkah ini menunjukkan konsistensi Lo Kheng Hong dalam memanfaatkan peluang di saat krisis.

Lo Kheng Hong kembali menekankan prinsip Warren Buffett untuk tidak takut saat orang lain takut. Hal ini menegaskan bahwa kemampuan investor dalam membaca situasi pasar dengan bijak merupakan hal krusial.

“Jangan saat orang takut, kita ikut takut, dan saat orang berani kita ikut berani. Ketika orang takut, semuanya yang murah bisa kita beli. Kita tunggu sampai semuanya baik dan harga saham kembali naik. Lalu kita jual dan kita akan memperoleh cuan yang besar," tambahnya.