Oesman Sapta Odang atau yang akrab disapa OSO bukanlah nama baru dalam panggung perpolitikan Indonesia. Sejumlah jabatan pernah diemban oleh pria kelahiran Sukadana, Kalimantan Barat pada 18 Agustus 1950 tersebut, seperti Wakil Ketua MPR RI (1999–2004), Wakil Ketua MPR RI (2014–2019), hingga Ketua DPD RI (2017–2019). Saat ini, OSO kembali menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Hanura periode 2024-2029 setelah sebelumnya mengemban jabatan tersebut untuk periode 2019-2024.

Selain panggung politik, anak dari pasangan Odang (pria asal Palopo) dengan Asnah Hamid yang berdarah Minang ini juga terkenal akan kepiawaiannya dalam berbisnis. Dia merupakan pendiri OSO Group, konglomerasi bisnis yang bergerak di enam sektor, yaitu properti, jasa keuangan, transportasi, pertambangan, manufaktur, hingga agribisnis. Meski beberapa usahanya dibangun sebelum tahun 2000, OSO Group bisa dikatakan resmi berdiri pada tahun 2000 dengan didirikannya PT Citra Putra Mandiri sebagai induk perusahaan pada tanggal 6 Mei 2000.

Baca Juga: Kerajaan Bisnis Konimex Group, Produsen Obat-obatan Andalan Keluarga Indonesia

Berikut deretan perusahaan yang tergabung dalam kerajaan bisnis OSO Group:

1. Properti

Di bidang properti, OSO memiliki perusahaan bernama PT Citra Putra Realty Tbk (CLAY). Perusahaan yang didirikan pada tahun 2009 ini melakukan penawaran umum perdana di tahun 2019 dan berhasil mengumpulkan US$6,7 juta pada penawaran awal. Sejumlah proyek ternama yang pernah dikerjakan oleh CLAY adalah pembangunan The Stones Entertainment Center, The Stones Hotel di Legian, Bali, serta Clay Hotel Thamrin, Jakarta yang dibangun pada tahun 2012.

2. Jasa Keuangan

Di bidang jasa keuangan, terdapat perusahaan PT OSO Sekuritas Indonesia dan PT OSO Manajemen Investasi. PT OSO Sekuritas Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki izin usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek. Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Kapita Sekurindo ini telah berdiri sejak tahun 1988. Saat ini, PT OSO Sekuritas Indonesia telah memiliki 24 cabang yang tersebar dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi.

Sementara itu, PT OSO Manajemen Investasi yang berkedudukan di Jakarta mulai berdiri sejak tahun 2004. Mengutip laman resminya, PT OSO Manajemen Investasi memperjualbelikan instrumen investasi berupa reksa dana.

3. Transportasi

OSO Group menjalankan bisnis di bidang transportasi udara lewat perusahaan bernama Enggang Air Service serta PT Enggang Angkasa Sarana (EAS). Enggang Air Service menyewakan pesawat di Lanud Halim Perdana Kusuma, sedangkan EAS bergerak di ground handling Bandara Ngurah Rai. Berdiri sejak tahun 2008, saat ini EAS memiliki portofolio pelanggan penerbangan domestik dan internasional, yaitu Lion Air, Batik Air, Malindo Air, Wings Air; serta menangani pelayan Ground Handling Unschedule (private jet).

4. Pertambangan

Dalam bisnis pertambangan, OSO Group mengoperasikan PT Energy Persada Nusantara, perusahaan batu bara yang beroperasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Selain itu, ada perusahaan bernama PT Karimun Granite yang mengoperasikan tambang granit di Pulau Karimun, Riau, Indonesia sejak tahun 1972. PT Karimun Granite memproduksi agregat granit berkualitas premium dan batu pelindung (armour rocks) di wilayah Asia Tenggara.

Baca Juga: Kerajaan Bisnis Gunung Sewu Group, Perusahaan di Balik Sunpride dan Sequis

5. Manufaktur

Sementara itu, OSO Group menjalankan bisnis manufaktur lewat PT Citra Media Grafika. Perusahaan ini memproduksi dan mengembangkan produk pencetakan kartu pintar (Smart Card Manufacturer).

6. Agribisnis

Dalam bidang agribisnis, anak usaha OSO Group meliputi PT Aria Hijau Alam Lestari dan PT Industri Perikanan Sukadana. PT Aria Hijau Alam Lestari bergerak di bidang perkebunan dengan mengelola lahan kelapa sawit seluas 22.725 hektare di Mempawah, Kalimantan Barat. Sementara itu, PT Industri Perikanan Sukadana bergerak di sektor perikanan. Perushaan yang berfokus pada manajemen terpadu ikan, serta penyediaan ikan segar, udang, dan produk ikan lainnya ini berlokasi di Kayong, Kalimantan Barat.

7. Pendidikan

Tidak hanya menjalankan bisnis, Oesman Sapta Odang juga menunjukkan ketertarikannya dalam dunia pendidikan dengan mendirikan Universitas OSO lewat Yayasan Pendidikan OSO. Yayasan tersebut resmi terbentuk di tahun 2015. Sementara itu, izin operasional Universitas OSO baru didapat pada tanggal 31 Januari 2020 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 172/M/2020. Ada lima (5) program studi yang diizinkan, yakni hukum, manajemen, kimia, biologi, dan ilmu kelautan.

"Dengan semangat mengembangkan sumber daya manusia di Kalimantan Barat, saya berharap Universitas OSO dapat mencetak lebih banyak lagi generasi muda yang memiliki pemahaman lulusan di bidang ilmunya sehingga mampu memecahkan masalah baru, melengkapi diri dengan literasi baru (literasi data, teknologi, dan kemanusiaan)," ucap OSO sebagaimana tertera dalam laman resmi Universitas OSO.