Growthmates, lingkungan kerja di kantor tak selamanya menyenangkan. Hubungan dengan rekan kerja pun tak selalu harmonis.
Dalam budaya kerja yang toxic, karyawan seringkali berjuang dengan beban kerja, jam kerja yang tidak fleksibel, dan keseimbangan kehidupan kerja yang buruk. Hal ini menimbulkan dinamika kerja yang tidak sehat, dimana karyawan merasakan kelelahan yang berujung pada hilangnya produktivitas dalam bekerja.
Karyawan bisa saja menderita dampak buruk pada kesehatan emosional dan fisik mereka karena toksisitas yang menyebar di tempat kerja. Karenanya, bertahan di sebuah kantor dengan budaya toxic memang tidak mudah. Namun, keputusan untuk resign juga harus dipikirkan dengan sangat matang.
Dan, berikut 7 tanda tempat kerjamu toxic, Growthmates. Yuk, simak!
1. Atasan terlalu ikut campur
Manajemen mikro adalah kelemahan yang menciptakan tempat kerja yang toxic. Manajer sering kali memantau pekerjaan karyawan secara ketat dan terdapat campur tangan yang berlebihan. Tidak ada kebebasan dalam mencapai daftar tugas. Ini menciptakan lingkungan kerja yang menyesakkan.
2. Beban kerja turnover
Peningkatan beban kerja berlebih atau turnover merupakan penyebab utama dinamika kerja yang tidak sehat. Karyawan lebih mungkin untuk berhenti jika tidak ada peluang untuk pertumbuhan dan kemajuan karir. Ketidakpuasan kerja adalah penyebab umum meningkatnya tingkat turnover.
3. Tidak ada pengakuan
Tidak adanya pengakuan, kepemimpinan yang buruk, dan pilih kasih menciptakan dinamika yang tidak sehat dalam budaya kerja. Lingkungan kerja yang karyawannya tidak merasa dihargai dan dihargai merupakan tanda-tanda tempat kerja yang beracun.
Sedikit atau tidak adanya pengakuan di tempat kerja menciptakan frustrasi dan ketidakpuasan kerja.
Baca Juga: 5 Cara Menghadapi Rekan Kerja yang Toxic