Pembukaan cabang tersebut dibarengi dengan peluncuran sejumlah program baru yang bertujuan untuk mempromosikan produk UMKM kepada konsumen. Berbagai langkah tersebut merupakan bagian dari upaya Sarinah untuk memperkuat eksistensinya di tanah air.

Pada tahun 1990-an, Sarinah merenovasi gedung pertamanya di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta, sebagai upaya untuk menarik tenant baru yang akan memperkuat reputasi Sarinah sebagai pusat perbelanjaan terkemuka di Indonesia.

Dengan mengikuti perkembangan zaman, Sarinah terus melakukan upaya untuk pencapaian visi dan misi. Di tahun 2019, selain mengembangkan usaha di bidang ritel, Sarinah juga melebarkan sayapnya di bidang bisnis trading dengan mengekspor produk Sarinah Home ke beberapa negara dan mengimpor beberapa komoditi. 

Setelah hampir 60 tahun berdiri, Sarinah melakukan transformasi di tahun 2020. Sejalan dengan visi perusahaan, Menumbuhkembangkan Keunggulan UMKM Nasional, Sarinah terus menggaet pada pegiat UMKM, jenama lokal, dan seniman Indonesia, untuk berkarya di Panggung Karya Indonesia. 

Keberhasilan transformasi Sarinah tidak lepas dari sosok Direktur Utama, Fetty Kwartati. Kepemimpinan Fetty membawa Sarinah terus melangkah membawa produk unggulan Indonesia ke mancanegara.

"Konsep yang diusung Sarinah adalah community mall. Ini mal yang unik karena mengandalkan komunitas neighbourhood dan public engagement," kata Fetty.

Kini, Sarinah sudah tersebar luas di 6 kota di Indonesia, yakni Jakarta, Tangerang, Bandung, Malang, Kalimantan, dan Bali. 

Nah, itulah kisah perjalanan Sarinah sebagai Mal Tertua di Indonesia. Kamu sudah pernah berkunjung ke Sarinah atau belum?