Perusahaan ride-hailing global, inDrive, memastikan kehadiran model "Harga Adil" untuk memastikan penumpang dan pengemudi dapat menetapkan tarif secara langsung melalui negosiasi, tanpa campur tangan algoritma atau penentuan harga otomatis dari aplikasi. Dengan sistem ini, inDrive memberi kebebasan kepada pengguna untuk memilih pengemudi, kendaraan, dan tarif yang disepakati bersama.

Wahyu Ramadhan, Communication Manager inDrive Indonesia, menegaskan, pendekatan ini dirancang untuk menciptakan pengalaman yang lebih transparan dan adil bagi kedua belah pihak, tanpa bergantung pada jenis ponsel, daya baterai, atau parameter teknis lainnya.

Baca Juga: Apa Dampak Realisasi Merger Grab dan GoTo? Begini Kata Pengamat Celios

"Kami menerapkan model penetapan harga peer-to-peer yang memungkinkan pengemudi dan penumpang bernegosiasi langsung. Ini menciptakan transparansi dan memastikan kedua belah pihak merasa dihargai. Dengan operasional yang efisien dan pemanfaatan teknologi yang cerdas, kami bisa tetap memberikan layanan yang terjangkau tanpa mengorbankan kualitas," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (9/6/2025).

Menurutnya, di Indonesia, sistem "Harga Adil" mulai menjadi alternatif yang menarik di tengah kekhawatiran publik terhadap lonjakan tarif mendadak (surge pricing) dan potongan komisi tinggi dari platform lain. Pendekatan ini memungkinkan pengemudi dan penumpang untuk berinteraksi lebih setara dan saling menghargai.

"Keamanan menjadi sebagai aspek utama dalam setiap perjalanan. inDrive mengedepankan tanggung jawab tiga arah antara penumpang, pengemudi, dan platform. Dengan fitur keamanan dalam aplikasi serta sistem penilaian dua arah, inDrive berupaya menciptakan ekosistem transportasi yang aman dan terpercaya," tegasnya.

Hingga saat ini, inDrive merupakan aplikasi ride-hailing kedua yang paling banyak diunduh secara global dan menempati posisi keempat di kategori aplikasi perjalanan. inDrive membawa misi global untuk menentang ketidakadilan dan menciptakan dampak positif bagi satu miliar orang di seluruh dunia pada tahun 2030.