Hendro Santoso Gondokusumo merupakan pengusaha karismatik di balik eksisnya Intiland Development Tbk. Di tangannya eksistensi perusahaan ini dirawat baik-baik sampai saat ini. Keuletan dan ketekunan adalah senjata utama Hendro membawa Intiland Development menjadi sebuah perusahaan properti papan atas di Tanah Air.
Laki-laki kelahiran Malang, Jawa Timur 6 September 1950 itu sudah menceburkan diri di bisnis properti di era 1983 dengan mendirikan PT Wisma Dharmala Sakti yang menelurkan beberapa karya mentereng yang masih berdiri kokoh sampai sekarang.
Baca Juga: Siapa Sosok Yohanes Edmond Budiman dan Suryo Pranoto Budihardjo?
Perumahan Taman Harapan Indah di Jakarta adalah proyek perdana Hendro bersama PT Wisma Dharmala Sakti, kemudian proyek Perumahan Taman Cilandak Jakarta Selatan dan Kota Satelit Darmo di Surabaya adalah proyek besar lainnya yang menyusul setelahnya. Kesuksesan pada tiga proyek awal itu bikin nama Hendro semakin eksis di kalangan bisnis properti, namanya mulai diperhitungkan.
Ia kemudian kemudian kembali menghentak dunia properti dengan membangun Intiland Tower di Jakarta yang tuntas dikebut pada Januari 1986. Sejak saat itu PT Wisma Dharmala Sakti resmi berganti nama menjadi Intiland Tower.
Pelaku dunia properti kembali bikin terbelalak matanya, pada 1989 Hendro bersama perusahaannya sukses membangun Perumahan Pantai Mutiara di Pluit, Jakarta Utara. Ini bukan proyek biasa, perusahaan ini menjadi yang pertama di Asia yang berhasil membangun hunian di atas hamparan lahan reklamasi. Kesuksesan proyek ini turut serta melambungkan nama Hendro dan Intiland Development.
Di tahun-tahun berikutnya Hendro dan perusahaan ini mulai mengembangkan Perumahan Taman Semanan Indah di Jakarta pada Januari 1990, dilanjutkan dengan proyek Ngoro Industrial Park di Mojokerto setahun setelahnya.
Di tangan Hendro, PT Intiland Development kini tumbuh dan berkembang pesat perusahaan ini merambah ke semua jenis properti yaitu apartemen, perumahan hingga perkantoran. Berkat tangan dingin Hendro pula PT Intiland Development kini dikenal sebagai pengembang properti yang menghasilkan sejumlah karya ikonik salah satunya adalah South Quarter di Jakarta Selatan, yang merupakan karya Tom Wright, arsitek Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab.
Merawat Bisnis Properti
Hendro memang pebisnis yang pandai merawat usahanya, itu merupakan resep paling mujarab untuk menjaga eksistensi PT Intiland Development hingga kini.
Di dunia properti Hendro tak memandang kompetitor sebagai lawan yang mesti diberangus atau setidaknya dibikin terjungkal. Hendro melihat sesama pengusaha properti rekan bisnis yang mesti saling merangkul dan menjaga. Tak ada persaingan antara mereka.
Baginya seluruh pengusaha yang berkecimpung di dunia properti adalah satu kesatuan yang saling melengkapi, mereka seperti terikat dalam sebuah dogma tak tertulis bahwa sesama pengusaha properti tak boleh saling sikut menyikut.
“Kalau mendoakan supaya kompetitor di kavling sebelah jangan laku dan mati, itu nggak akan bisa hidup. Yang ada, bisnis kami pun bisa ikutan mati. Kenapa begitu? Sekarang coba Anda bayangkan. Misalnya, Anda mau beli apartemen di sebuah kawasan, Anda kan tidak hanya melihat gedung apartemen itu? Anda pasti memperhatikan tetangga kanan-kiri depan-belakang apartemen itu,” ujarnya dalam sebuah wawancara sebagaimana dilansir Olenka.id Jumat (24/1/2025).
Baca Juga: Presiden Prabowo Resmikan 6 PLTS di Wilayah 3T Turut
Sejak terjun ke bisnis properti, Hendro sudah komit bahwa Intiland Development selalu menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar. Pemandangan di kawasan Gandaria Jakarta Selatan menjadi salah satu contohnya, di kawasan itu sejumlah perusahaan properti bercokol, namun mereka tidak saling menjatuhkan, justru kehadiran mereka membuat masyarakat semakin punya banyak pilihan, persaingan pasar berlangsung harmonis.
Di tempat itu berdiri sejumlah properti dari berbagai perusahaan yang berbeda, ada Gandaria City, pusat perbelanjaan besar yang dilengkapi dengan sejumlah apartemen mewah, ada pula apartemen Pakubuwono dan Apartemen Park Residences milik Intiland Development serta beberapa apartemen milik perusahaan lain yang harga pasarnya jauh lebih murah, namun mereka tetap berdiri akur dan guyub.
“Jadi, prinsip ini yang dipakai untuk mengembangkan Intiland. Saya selalu bicara dengan orang-orang saya, you bukan bersaing dengan orang lain, tapi bersaing dengan diri sendiri, bagaimana kita bisa lebih baik daripada orang lain,” ujarnya.
Baca Juga: Masyarakat Apresiasi 100 Hari Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran, Jokowi: Itu Sesuai Feeling Saya
Tak hanya merawat harmonisasi antar sesama pemain property, hubungan baik dengan masyarakat dan lingkungan disekitar properti mereka berdiri juga turut dirajut dan dijaga dengan penuh kesungguhan, hal ini yang membuat bisnis properti Hendro selalu laku keras kendati properti mereka tak pernah masuk iklan di televisi.
“Intinya, berbisnis properti harus bisa merangkul semua di sekitar kita dan memberikan yang terbaik. Saya contohkan lagi, perumahan kami Serenia Hills (di Lebak Bulus, Jakarta Selatan). Kami tidak pernah beriklan, tetapi cepat sekali terjual semua karena ternyata itu orang-orang yang tinggal di sana merasa puas dan cerita ke teman, kerabat,” pungkasnya.