Growthmates, tahukan Anda jika migrain bukanlah sekadar sakit kepala biasa. Serangannya bisa datang tiba-tiba, menimbulkan rasa nyeri hebat berdenyut di satu sisi kepala, disertai mual, muntah, serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara. Selain faktor hormonal, genetik, kurang tidur, dan stres, makanan tertentu juga dapat memicu migrain.

Menurut berbagai penelitian, makanan pemicu migrain umumnya memiliki kandungan seperti tiramin, nitrat, histamin, kafein, hingga MSG, yang dapat memengaruhi pembuluh darah dan sinyal saraf di otak.

Dan dikutip dari Times of India, Rabu (23/7/2025), berikut 9 makanan yang patut Anda waspadai.

1. Makanan Fermentasi dan Keju Tua

Contoh makanan seperti keju biru, cheddar, parmesan, kimchi, asinan kubis, dan acar mengandung tiramin tinggi, yakni hasil pemecahan protein selama proses penuaan atau fermentasi, yang dapat memengaruhi pembuluh darah dan memicu migrain; oleh karena itu, sebaiknya pilih produk susu segar atau keju muda seperti ricotta dan mozzarella, serta buat catatan harian makanan untuk memantau reaksi tubuh Anda.

2. Daging Olahan dan Diawetkan

Contoh makanan seperti bacon, hot dog, sosis, dan daging deli mengandung nitrat atau nitrit serta tiramin yang dapat memicu pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan risiko migrain, sehingga disarankan untuk memilih daging segar tanpa pengawet dan selalu memeriksa label bahan sebelum membeli.

3. Alkohol, Terutama Anggur Merah

Anggur merah kaya akan histamin, tiramin, sulfit, dan tanin yang dapat memicu peradangan serta sakit kepala, dan sebuah studi menemukan bahwa 77% penderita migrain yang sensitif terhadap alkohol melaporkan anggur merah sebagai pemicunya, sehingga disarankan untuk membatasi konsumsi alkohol atau memilih anggur putih yang lebih rendah kandungan histaminnya.

4. Kafein

Konsumsi kafein yang berlebihan atau penghentian mendadak dapat memicu pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan migrain, sehingga sebaiknya batasi hanya 1–2 cangkir kopi per hari dan hindari lonjakan asupan kafein di akhir pekan untuk menjaga kestabilan reaksi tubuh.

Baca Juga: Dehidrasi Jadi Salah Satu Faktor Pemicu Stroke, Ini Kata Terawan

5. Cokelat

Cokelat mengandung kafein, tiramin, dan beta-feniletilamin yang dapat memengaruhi pembuluh darah di otak dan memicu migrain, sehingga Anda bisa mencoba cokelat putih yang tidak mengandung padatan kakao atau carob sebagai alternatif yang lebih aman.

6. Monosodium Glutamat (MSG)

Contoh makanan seperti makanan cepat saji, masakan restoran, dan bumbu penyedap rasa mengandung MSG yang dapat memengaruhi sinyal saraf pada sebagian orang sensitif dan memicu migrain, sehingga disarankan untuk menggunakan herba dan rempah alami sebagai pengganti untuk memperkaya rasa masakan Anda.

7. Pemanis Buatan

Contoh pemanis buatan seperti aspartam yang terdapat dalam minuman diet dan permen karet bebas gula diduga dapat memengaruhi jalur neurotransmiter dan memicu migrain pada beberapa orang, sehingga sebaiknya hentikan penggunaan pemanis buatan selama beberapa minggu untuk memantau efeknya, dan pilih pemanis alami seperti madu atau sirup maple sebagai alternatif.

8. Buah Jeruk dan Makanan Dingin

Contoh makanan seperti jeruk, grapefruit, lemon, dan es krim mengandung senyawa vasoaktif yang dapat memicu migrain, sementara es krim juga dapat menimbulkan ‘brain freeze’ yang menyebabkan sakit kepala hebat, sehingga disarankan untuk mengonsumsinya secara perlahan dan dalam jumlah secukupnya.

9. Melewatkan Makan (Hipoglikemia)

Melewatkan makan dapat menyebabkan gula darah turun drastis dan memicu pelepasan hormon tertentu yang dapat menyebabkan migrain, sehingga penting untuk makan secara teratur dan seimbang agar kestabilan gula darah tetap terjaga.

Nah Growthmates, migrain adalah kondisi neurologis kompleks yang dipengaruhi banyak faktor, termasuk makanan. Tidak ada diet anti-migrain universal, namun mengenali pola pemicu Anda adalah langkah penting. Jika migrain Anda semakin sering atau berat, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk penanganan tepat.

Disclimer: Artikel ini hanya untuk informasi dan tidak menggantikan diagnosis maupun pengobatan medis profesional. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk penanganan lebih lanjut.

Baca Juga: 6 Makanan Pemicu Kanker Versi Dokter Harvard dan Pilihan Sehat yang Disarankan