Sejumlah guru di sekolah rakyat ramai-ramai mengundurkan diri sebagai tenaga pengajar di sekolah yang menjadi salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto itu. Pengunduran diri seratusan guru di berbagai daerah itu sebut-sebut karana faktor upah yang dinilai kurang layak. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti tak menampik peristiwa itu, namun ia membantah desas desus yang menyebut pengunduran diri para guru dipicu upah rendah. Mayoritas alasan pengunduran diri itu kata dia dilatarbelakangi oleh tempat domisili yang berjauhan dengan sekolah rakayat tempat mereka mengajar. 

Baca Juga: PPATK Jangan Intimidasi Rakyat Kecil!

"Kalau kemarin yang disampaikan itu sebagian karena domisilinya jauh. Kemudian yang kedua, ya mungkin ada alasan-alasan lain yang membuat mereka mengundurkan diri," kata Mu'ti kepada wartawan Jumat (1/8/2025).

Mu'ti menyebut pihaknya juga sudah melaporkan perihal pengunduran diri para guru Sekolah Rakyat tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia juga menjelaskan bahwa masalah pengunduran diri tersebut sudah terselesaikan dan sudah ada penggantinya.

"Soal guru itu kemarin sudah dilaporkan ke Pak Presiden. Soal guru yang mengundurkan diri disampaikan ke kami juga, sudah ada penggantinya, dan sudah dilaporkan Pak Menteri Sosial kepada Pak Presiden. Insya Allah tidak ada masalah," ujarnya.

Sementara pada Selasa (29/7) Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyampaikan lebih dari 50 ribu guru siap menggantikan guru Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri setelah proses seleksi dan penempatan.

"Sudah banyak yang siap untuk menggantikannya, karena ada 50.000 lebih guru yang telah mengikuti proses pendidikan profesi guru yang belum mendapatkan penempatan," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul.

Berdasarkan data terakhir yang diterimanya, sebanyak 140 guru Sekolah Rakyat tercatat mengundurkan diri setelah melalui proses seleksi dan penempatan di berbagai titik.

Ia menjelaskan dari total lebih dari 1.500 guru yang telah ditempatkan di Sekolah Rakyat, sebanyak 140 diantaranya memilih mengundurkan diri dengan alasan utama jarak lokasi tugas yang terlalu jauh dari domisili.

Baca Juga: Pemblokiran Rekening Nganggur Secara Sepihak Berpotensi Langgar UU

Pihaknya telah menyiapkan pengganti dari kalangan guru yang belum mendapatkan penempatan.

"Sehingga Insya Allah nanti yang mengundurkan diri itu kita hormati karena sebagian besar alasannya terlalu jauh dari domisili," kata Gus Ipul.