Dalam kesempatan tersebut, Kepala Divisi Umum dan SDM BPDP, Adi Sucipto, menjelaskan bahwa promosi tidak terbatas pada wilayah penghasil sawit saja. Kota Batam, meski bukan penghasil sawit, tetap dipilih sebagai lokasi sosialisasi karena memiliki potensi untuk menjangkau masyarakat luas, termasuk generasi muda.

“Melalui kegiatan ini, masyarakat dari usia dini dapat memahami sawit lebih jauh. Bukan hanya sebagai pengetahuan yang sifatnya kognitif, tetapi lebih applicable,” ungkap Adi.

ITTIE 2025 berlangsung selama empat hari, dari 26–29 Juni 2025, di Nagoya Hill Mall, Batam. Di sana, BPDP tidak hanya menampilkan produk-produk turunan kelapa sawit, tetapi juga mengadakan berbagai aktivitas edukatif, seperti membatik menggunakan lilin berbahan dasar minyak sawit. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan pengunjung lintas usia dan latar belakang.

“Lewat membatik ini, anak-anak bisa langsung menyentuh dan memahami bahwa produk sawit bisa hadir dalam bentuk lilin batik. Ini pengalaman nyata yang bisa meninggalkan kesan,” tambah Adi.

Dengan pendekatan seperti ini, BPDP menegaskan perannya sebagai agen perubahan dalam mendorong transformasi industri sawit nasional. Melalui edukasi yang menyenangkan dan interaktif, BPDP ingin menanamkan pemahaman bahwa kelapa sawit adalah bagian penting dari solusi menuju pembangunan berkelanjutan yang adil dan menyeluruh bagi seluruh lapisan masyarakat.