Duduk terlalu lama kerap dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan. Mulai dari melemahnya otot, gangguan pada leher dan tulang belakang, gangguan pada kaki, hingga penurunan kemampuan otak. Namun, aktivitas duduk tidak selamanya buruk bagi kesehatan otak, bahkan menawarkan berbagai manfaat kognitif.

Sebuah penelitian, seperti dikutip dari laman Medical Daily, menunjukkan bahwa tidak semua aktivitas sedentari atau minim kegiatan --termasuk duduk— memberikan efek buruk terhadap kesehatan otak. Bahkan, dapat meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat dan berpikir.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Gerontology Series A ini mengungkap, efek dari aktivitas tidak banyak bergerak atau sedentari pada kesehatan otak sangat bergantung pada jenis aktivitas yang dilakukan.

Misalnya, aktivitas yang melibatkan pikiran seperti membaca, mendengarkan musik, membuat kerajinan, berdoa, atau mengobrol dengan teman dikaitkan dengan peningkatan daya ingat dan fungsi kognitif. Namun, aktivitas yang tidak memerlukan partisipasi aktif seperti menonton televisi dalam waktu lama atau bermain gim video, dikaitkan dengan hasil kognitif yang lebih buruk.

"Kami menemukan bahwa jenis aktivitas tersebut secara signifikan mengubah dampaknya terhadap kesehatan otak. Aktivitas sosial dan aktivitas yang melibatkan pikiran merangsang otak, sementara aktivitas pasif, seperti menonton TV secara berlebihan, dapat berdampak buruk," kata dr. Maddison Mellow, peneliti utama studi tersebut, seperti dikutip, Senin (6/1/2025).

Baca Juga: Sederet Aktivitas Harian Sederhana agar Daya Ingat Otak Kian Tajam

Untuk hasil terbaik bagi semua aspek kesehatan, dr. Mellow menyarankan agar orang-orang tetap aktif secara fisik dengan melakukan gerakan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan detak jantung untuk kesehatan tubuh yang lebih baik.

Namun, jika seseorang menghabiskan banyak waktu duduk, mereka tidak perlu terlalu khawatir. Penyesuaian kecil, seperti mengganti waktu yang dihabiskan untuk menonton TV dengan aktivitas yang merangsang mental seperti memecahkan teka-teki, membaca, atau berbicara dengan teman, dapat memberikan manfaat positif bagi kesehatan otak. 

Jadi, meskipun tidak selalu melakukan aktivitas fisik, melibatkan otak dalam kegiatan yang merangsang tetap penting untuk kesehatan mental dan otak.

"Dan, meskipun pesan 'lebih banyak bergerak, lebih sedikit duduk' tentu berlaku untuk kesehatan kardiometabolik dan otak, penelitian kami menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih bernuansa diperlukan ketika harus memikirkan hubungan antara perilaku tidak banyak bergerak dan fungsi kognitif," kata dr. Mellow.

Baca Juga: 10 Kebiasaan yang Dilakukan Orang Sukses Dunia untuk Menjaga Kesehatan Otak

Dalam penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kegiatan rekreasi yang merangsang mental, seperti membaca dan bermain permainan papan, dapat membantu orang dewasa yang lebih tua untuk menjaga ketajaman kognitif mereka. 

Penelitian tersebut juga merujuk pada sebuah makalah yang dipublikasikan di jurnal PMC, yang menemukan bahwa individu berusia 75 tahun ke atas yang aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut memiliki risiko lebih rendah untuk terkena demensia, dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukannya. Hal ini menyoroti pentingnya aktivitas mental untuk menjaga kesehatan otak pada usia lanjut.