Deputy CEO of PT Blue Bird, TBK, Sigit Djokosoetono membagikan tips untuk menumbuhkan rasa empati dalam diri sendiri dan lingkungan perusahaan dalam talkshow IdeaFest 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (28/9/2024).

Saat ini, rasa empati sudah mulai luntur, bahkan kerap kali hilang. Banyak orang yang lebih mengutamakan kepentingan individu dan kebebasan pribadinya sendiri. Padahal, penting untuk berempati supaya kita bisa memahami perspektif orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.

Empati sendiri merupakan kemampuan untuk merasakan maupun memahami perasaan, pikiran, dan pengalaman orang lain. Sifat ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi menyimak, dan menghargai perasaan orang lain, serta menunjukkan kepedulian dan pengertian terhadap mereka.

Empati bukan sekadar simpati, di mana simpati hanya berarti merasa kasihan atau menunjukkan perasaan yang mirip dengan orang lain. Sedangkan saat berempati, Anda bisa memahami lebih dalam dan peka terhadap situasi maupun emosi orang lain.

Baca Juga: Bluebird Group Luncurkan Layanan Lifecare Taxi Khusus Difabel dan Lansia di Jakarta dan Bali

Menurut Sigit Djokosoetono, menumbuhkan rasa empati sangat sulit untuk dijelaskan karena ada banyak faktor di dalamnya, salah satunya adalah nilai-nilai yang ada dan tumbuh di dalam keluarga.

“Pertama pasti harus ada bibit, bebet, bobot. Kalau ditarik dari cerita awal, memang ada value yang diturunkan dari keluarga. Bagaimana caranya anak dididik, mendidik anak, dan lingkungan yang mendidik anak tersebut. Itu kalau dari sisi keluarga,” kata Sigit.

Sama halnya untuk menumbuhkan rasa empati di lingkup perusahaan, perlu ada value atau nilai yang diturunkan. Menurut Sigit Djokosoetono, sebuah perusahaan harus memiliki karakter yang dibentuk dari para pekerja di dalamnya.

“Nah, bayangkan kalau itu dilakukan di corporate level, sama seperti anak-anak yang dididik, bahwa memang value itu diturunkan. Jadi, ya memang harus ada jati dirinya perusahaan ini punya karakter apa. Perusahaan punya karakter yang dibentuk dari para karyawan-karyawan yang bekerja,” ungkap Sigit.

Sigit Djokosoetono juga menjelaskan, menumbuhkan rasa empati bisa dilihat dari dua sisi dan bukan hanya dari sudut pandang kita saja. Lalu, empati ini juga bisa datang dengan sendirinya, tetapi bisa dilatih terus-menerus.

“Terakhir, empati memang dilatih ya, diingatkan, buat saya pun seringkali masih diingatkan. Dan memang harus dilatih,” pungkasnya.