Lebih lanjut, Okta menegaskan bahwa dunia bisnis penuh dengan ketidakpastian. Bahkan dirinya tidak pernah memberikan jaminan keuntungan bagi siapa pun yang bergabung dengan Abuya Group.
"Demi Allah saya sampaikan, kalau mau bergabung di Abuya Group, kami tidak bisa memberikan jaminan untung. Karena bisnis kita sudah berkali-kali gagal. Kalau kita memang hebat, dari bisnis pertama saya sudah langsung sukses," tegasnya.
Ia pun menggambarkan bahwa ada banyak variabel tak terduga yang bisa memengaruhi jalannya bisnis, mulai dari regulasi pemerintah hingga pasokan bahan baku.
"Banyak banget puzzle-puzzle di bisnis ini yang kadang kita tidak bisa kontrol. Contohnya, di Almaz kita pakai beras basmati. Kalau tiba-tiba pemerintah menghentikan impor dari India, selesai bisnis kita. Atau kalau tiba-tiba ada aturan ayam buras dilarang dan harus pakai ayam kampung, supply-nya akan bermasalah. Jadi kita ini lemah sekali sebagai manusia, dan mitra-mitra harus paham, kita tidak bisa kontrol 100%," kata Okta.
Bagi Okta, ada dua kepastian dalam hidup dan bisnis, yaitu doa dan kematian. Ia menekankan pentingnya doa sebagai satu-satunya pegangan yang pasti dalam menghadapi ketidakpastian bisnis.
"Apa kepastian yang ada di kita? Doa. Doa itu Allah memberikan kepastian. Siapa pun yang berdoa pasti dikabulkan. Masalahnya langsung dikabulkan, ditunda di dunia, atau bahkan ditunda di akhirat," tegasnya.
Sementara itu, lanjut Okta, kepastian lainnya adalah kematian, baik bagi manusia maupun bisnis itu sendiri.
"Bisnis ini pasti mati suatu saat. Itu pasti. Entah kita yang mati duluan, atau bisnis yang mati duluan. Itu adalah kepastiannya. Tapi untung itu tidak pasti," tutup Okta.
Baca Juga: Founder Abuya Group Beber Rahasia Bangun Bisnis Berkelanjutan