CEO sekaligus Founder Abuya Group, Okta Wirawan, membagikan pandangannya soal langkah yang perlu diambil seorang pemimpin ketika anggota tim mengalami demotivasi. Menurutnya, kunci pertama adalah melakukan analisis untuk mengetahui penyebab utama menurunnya semangat kerja.

“Mereka yang demotivasi pasti ada penyebabnya. Nah, kita cari tahu dulu penyebabnya apa,” ujar Okta kepada Olenka.

Baca Juga: Bicara Bisnis dan Spiritual, Bos Abuya Group: Kita Tak Perlu Capek Mengejar Rezeki di Dunia yang Sudah Dipastikan

Jika penyebabnya bersifat individu, seperti keluhan tidak pernah naik jabatan, Okta menilai perlu dilihat lebih dalam, apakah hambatan tersebut berasal dari faktor subjektif manajemen atau memang kemampuan individu yang belum memenuhi standar.

“Kamu mau promosi jabatan, kamu harus tambahkan soft skill ini, naikin hard skill itu, dan lain-lain,” katanya.

Okta mengingatkan bahwa demotivasi juga bisa bersifat global dan dirasakan oleh seluruh tim. Hal ini biasanya terjadi ketika kondisi bisnis menurun drastis, misalnya akibat penutupan gerai, efisiensi, atau bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Juga: Founder Abuya Group Beber Rahasia Bangun Bisnis Berkelanjutan

Ia mencontohkan pengalamannya saat bekerja di sektor ritel, ketika hampir seluruh jaringan hypermarket mengalami penurunan dan penutupan gerai satu per satu.

“Kita pasti demotivasi. Bagaimana mau promosi jabatan kalau tiap bulan mikir, jangan-jangan bulan depan kena pecat,” tuturnya.

Dalam kondisi seperti ini, menurut Okta, seorang pemimpin atau pemilik bisnis harus segera mengambil keputusan strategis, termasuk melakukan pivot bisnis.

Baca Juga: Bangkit dari Kegagalan, Intip Perjalanan Okta Wirawan Bangun Abuya Group Jadi Raksasa Kuliner

“Kalau seperti itu harus cari solusi, kita switching bisnis kah? Atau memang mati pelan-pelan sama-sama? Kalau menurut saya, lebih baik sebelum mati pelan-pelan, kita pikirin next step bisnis berikutnya,” jelasnya.

Pengalaman serupa pernah dialami Abuya Group ketika mengelola lima cabang Ayam Asap Abu Dhabi. Saat itu, persoalan pasokan membuat Okta menyadari bisnis tersebut akan sulit berkembang. Ia kemudian memutuskan untuk mengalihkan fokus ke merek Kebuli Abuya.

Keputusan itu terbukti tepat. Kebuli Abuya berkembang pesat, membuka peluang karier baru bagi tim, dan memulihkan motivasi kerja.

“Setiap buka cabang 10 cabang, ada posisi area manager baru. Setiap buka outlet baru, ada posisi store manager baru. Mereka termotivasi, insya Allah,” kata Okta.

Menurutnya, keberhasilan mengatasi demotivasi tidak hanya soal menghibur atau memotivasi, tetapi juga menyediakan ruang nyata bagi anggota tim untuk berkembang seiring dengan perbaikan kinerja bisnis.