CEO dan Founder Abuya Group, Okta Wirawan mengatakan pengusaha muslim tidak boleh hanya fokus pada keuntungan bisnis belaka, sebaik-sebaiknya pengusahaa muslim adalah mereka yang turut memikirkan keselamatan di akhirat nanti. 

Sebagai seorang pengusaha muslim yang telah berhasil membangun kerajaan bisnisnya, Okta mengaku dirinya selalu berupaya membuat sesuatu yang kelak bisa dicatat sebagai bekal di kehidupan selanjutnya di samping memikirkan keuntungan di dunia. Values seperti ini yang ditanamkan di seluruh perusahaan Abuya Group.

Baca Juga: Bangkit dari Kegagalan, Intip Perjalanan Okta Wirawan Bangun Abuya Group Jadi Raksasa Kuliner

"Kepada semua manajemen, kita tekankan values kepada mereka. Mereka, ketika mereka bekerja di Abuya Group, mereka bukan hanya mendapatkan gaji bulanan. Tapi kita tekankan ke mereka, ini adalah bagian dari syiar Islam juga." kata Okta ketika wawancara  bersama Olenka.id ditulis Senin (12/8/2025).

Okta menjelaskan, seluruh anak buahnya di Abuya Group tidak semata-mata bekerja untuk mendapatkan gaji, di perusahaannya seluruh karyawannya bekerja sambil melakukan sesuatu yang dianjurkan Islam, misalnya berbuat baik kepada sesama lewat berbagai kegiatan amal yang difasilitasi perusahaan.  

"Mereka kerja di sini, mereka bisa berbagi. Jadi outlet-outlet itu, mereka ada budget 5 persen dari omsetnya yang bisa jadi beras, bisa jadi makanan box dan lain-lain. Mereka dapat beras, misalnya. atau mereka bisa infaq beras itu sendiri. Terus kemudian mereka tahu, kalau kita bantu Palestina, kita bikin dapur di sana. Terus kemudian kita juga memastikan si karyawan itu ada sholat subuh berjamaah di masjid, kemudian ada infak pagi, sholat dhuha minimum 4 rakaat," bebernya. 

"Dan itu rutin dilakukan. Sehingga mereka punya feel itu, ini bukan hanya kerja. Bukan hanya memastikan dunia mereka itu aman. Tapi kita jagain mereka, insya Allah bisa aman dunia dan akhirat," tambahnya. 

Apa yang dilakukan Okta di Abuya Group tergolong unik, sebab banyak pengusaha besar acap kali memisahkan urusan spiritual dengan masalah bisnis. 

Namun bagi Okta urusan akhirat memang harus diupayakan secara maksimal di dunia, ia berprinsip bahwa maju mundurnya sebuah perusahaan sudah menjadi sebuah suratan takdir yang tak bisa diutak atik oleh kekuatan manusia. 

Ia tak khawatir jika kelak bisnisnya mandek lantaran mencampuradukan dunia usaha dengan hal-hal yang berbau agama.  

Baca Juga: Founder Abuya Group Beber Rahasia Bangun Bisnis Berkelanjutan

"Ya, karena yang kami pelajari dan guru-guru kami ajarkan, perdagangan yang tidak akan merugi itu nggak ada urusannya dengan rezeki di dunia. Rezeki di dunia ini sudah pasti. Kita nggak perlu capek-capek mengejar rezeki di dunia yang sudah dipastikan. Itu yang kita imani. Tapi yang belum pasti adalah surganya kita," ucapnya. 

"Perdagangan yang tidak merugi itu terkait sama ibadah. Orang yang perdagangan tidak merugi, yang shalatnya terjaga, yang infaknya terjaga, yang tilawah baca Al-Quran yang terjaga. Bayangin kalau andaikan kita punya 10 ribu karyawan, dan semuanya itu kita wajibkan misalnya untuk mereka sholat subuh di masjid," imbuhnya.