Konflik dalam perusahaan keluarga adalah hal yang sering terjadi dan membutuhkan penanganan khusus. Sigit Djokosoetono selaku Wakil Direktur Utama Blue Bird Group, memberikan pandangan mengenai cara menghadapi konflik yang kerap muncul dalam konteks ini.
Sebagai tokoh yang berpengalaman di bisnis keluarga, menurutnya, hubungan keluarga yang kuat dapat menjadi kekuatan, namun juga dapat mempersulit pemisahan antara urusan profesional dan pribadi.
Konflik di perusahaan keluarga yang tidak dikelola dengan baik bisa merusak hubungan pribadi di rumah dan mengganggu kinerja perusahaan. Mengelola situasi ini dengan tepat membutuhkan sikap dewasa dan strategi yang matang untuk tetap menjaga harmoni dalam keluarga dan keberlangsungan perusahaan.
Langkah pertama dalam menghadapi konflik di perusahaan keluarga, menurut Sigit, adalah dengan saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai antaranggota keluarga yang bekerja bersama akan menciptakan suasana yang kondusif dan mendukung di lingkungan kerja.
Baca Juga: Cerita Bos Bluebird Sigit Djokosoetono Satu Hari Menjadi Driver Taksi
“Penting untuk saling menghargai,” ungkap Sigit.
Pasalnya, menghargai pendapat dan kontribusi masing-masing menurutnya akan mendorong anggota keluarga untuk tetap merasa dihargai dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya konflik yang berkepanjangan.
Setelah itu, Sigit menekankan pentingnya memahami batasan antara hal-hal yang perlu dibicarakan dalam konteks keluarga dan yang sebaiknya dibahas dalam konteks profesional.
“Perlu ada pemahaman tentang mana yang sebaiknya dibahas di level keluarga dan mana yang sebaiknya dibahas di level perusahaan, agar konflik tidak berkepanjangan,” tukas Sigit.
Dengan menetapkan batasan ini, perusahaan keluarga dapat menghindari gesekan yang tidak perlu dan menjaga fokus pada tujuan perusahaan.
Baca Juga: CEO Bluebird Sigit Djokosoetono Bagikan Tips Menumbuhkan Rasa Empati di Lingkup Perusahaan
Selain menghargai dan memahami batasan, kesabaran juga menjadi kunci utama dalam mengelola konflik. Seperti yang dijelaskan Sigit, konflik antaranggota keluarga dalam konteks perusahaan seringkali serupa dengan perselisihan antarsaudara di rumah.
“Dalam menghadapi konflik, kesabaran sangat diperlukan,” ujar Sigit.
Kesabaran ini penting untuk menjaga agar perselisihan tidak membesar dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap produktivitas perusahaan. Tanpa kesabaran, konflik kecil bisa berkembang menjadi masalah yang sulit dikendalikan, sehingga penting untuk tetap tenang dan bijaksana dalam menghadapi setiap perbedaan pendapat.
Pada akhirnya, penghargaan dan apresiasi terhadap anggota keluarga yang terlibat dalam perusahaan menjadi aspek penting dalam menjaga keharmonisan. Kontribusi mereka tidak hanya berpengaruh bagi kemajuan perusahaan, tetapi juga mendukung kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
Dengan menerapkan sikap saling menghargai, pemahaman yang baik tentang batasan, serta kesabaran, konflik yang mungkin muncul dalam perusahaan keluarga dapat diatasi dengan bijaksana dan tetap menjaga keseimbangan antara bisnis dan hubungan keluarga.