Dalam menjalankan sebuah bisnis, memahami realitas di lapangan adalah salah satu cara paling efektif untuk menghubungkan diri dengan para pekerja. Hal ini yang coba dilakukan oleh Sigit Djokosoetono, Wakil Direktur Utama Bluebird Group Holding, ketika ia memutuskan untuk menjalani satu hari sebagai seorang driver Bluebird. Pengalamannya ini memberikan pandangan yang lebih mendalam mengenai tantangan yang dihadapi para pengemudi sehari-hari.
Sigit Djokosoetono menjelaskan bahwa ia merasa lelah setelah menjalani hari itu. Meskipun hanya bekerja dari pukul 7 pagi hingga pukul 9 malam, ia sudah merasakan beratnya pekerjaan tersebut. Sementara, para driver Bluebird biasanya memulai hari lebih awal, sekitar pukul 4 pagi, dan mengakhirinya sekitar pukul 10 malam. Menurutnya, ini adalah rutinitas yang sangat menuntut, bukan hanya secara fisik tetapi juga mental.
“Saya harus berpikir dua kali soal uang makan, karena sering kali mereka harus berhitung supaya cukup,” ujar Sigit.
Hal ini membuka matanya bahwa bukan hanya soal waktu dan tenaga, tetapi juga tentang bagaimana para pengemudi mengelola penghasilan harian mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Baca Juga: CEO Bluebird Sigit Djokosoetono Bagikan Tips Menumbuhkan Rasa Empati di Lingkup Perusahaan
Sigit Djokosoetono menegaskan bahwa meskipun ia memegang jabatan tinggi sebagai CEO, ia ingin merasakan langsung tantangan di lapangan.
“Saya bisa saja menyuruh tim manajemen melakukan hal ini, tapi saya memilih untuk melakukannya sendiri,” ujarnya. Melalui pengalamannya ini, ia berharap dapat memahami masukan-masukan dari lapangan secara lebih mendalam.
Ia juga mengungkapkan bahwa banyak manajer operasi di Blue Bird yang diwajibkan memiliki pengalaman menjadi driver sebelumnya. Hal ini dilakukan agar mereka memahami tantangan dan kondisi kerja di lapangan. Meski skala pengamatan manajer mungkin terbatas, dengan pengalaman langsung ini, mereka memiliki pandangan yang lebih dekat dengan realitas sehari-hari para driver.
Baca Juga: Bluebird Group Luncurkan Layanan Lifecare Taxi Khusus Difabel dan Lansia di Jakarta dan Bali
Menurutnya, perspektif dari tingkat direksi dan manajemen puncak sangat penting untuk melihat mana yang perlu diprioritaskan dalam kebijakan perusahaan.
“Ada nilai-nilai yang memang bisa dipercepatlah, diprioritaskan,” tutur Sigit. Dengan memahami langsung pengalaman sebagai driver, ia berharap dapat membawa perubahan yang lebih sesuai dengan kebutuhan para pengemudi di lapangan.
Langkah Sigit Djokosoetono ini menunjukkan kepemimpinan yang berempati, dimana pemimpin tidak sekadar memberikan perintah, tetapi juga memahami beban yang harus dijalani para pekerjanya.