Growthmates, jus kemasan dan minuman bersoda yang mengandung gula, bahan tambahan buatan, dan pengawet, mungkin praktis dan lezat, tetapi jika dikonsumsi berlebihan, minuman tersebut dapat sangat berbahaya bagi kesehatan.

Penelitian terkini menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara minuman ini dan risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi kronis, seperti kanker. Penekanannya adalah pada komponen tidak sehat yang dapat menyebabkan peradangan, obesitas, dan gangguan terkait kanker lainnya, seperti kadar gula tinggi, pemanis buatan, dan bahan tambahan kimia.

Asupan gula dan kanker tidak memiliki hubungan sebab-akibat langsung. Namun, obesitas dan peradangan memiliki hubungan. Oleh karena itu, hal ini harus dilihat dalam konteks yang tepat agar tidak salah menafsirkan dan menyampaikan pesan yang tepat.

Jus kemasan dan minuman manis kebanyakan soda mengandung kadar gula tambahan yang tinggi seperti sukrosa dan sirup jagung fruktosa tinggi, yang secara signifikan berkontribusi terhadap obesitas—faktor risiko utama kanker.

Hasil penelitian

Minuman manis yang mengandung gula meningkatkan obesitas, peradangan, dan resistensi insulin, yang semuanya merupakan penyebab kanker yang sudah diketahui.

Kekhawatiran tersebut didukung oleh tinjauan sistematis dan meta-analisis tahun 2023 yang diterbitkan dalam The BMJ yang menyatakan bahwa minum hanya 100 mililiter produk yang mengandung gula meningkatkan risiko kanker secara keseluruhan sebesar 18%. Penelitian tersebut juga menyoroti peningkatan risiko kanker payudara sebesar 22%, terutama setelah menopause.

Menurut temuan Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), minuman manis yang mengandung gula dapat menyebabkan perubahan metabolisme yang mendorong kanker.

Mendukung hal ini, sebuah penelitian tahun 2023 di Nature Reviews Cancer menjelaskan bahwa fruktosa yang dikonsumsi dalam jus kemasan mengganggu metabolisme energi sel tumor, mendorong pertumbuhan dan penyebarannya.

Menurut sebuah penelitian oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health pada tahun 2022, pria yang sering mengonsumsi minuman manis memiliki risiko terkena kanker prostat agresif meningkat hingga 25%.

Demikian pula, peningkatan konsumsi gula dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus. Sebuah studi yang dilakukan dan dipublikasikan di Gut pada tahun 2023 menunjukkan bahwa subjek yang mengonsumsi dua atau lebih produk manis per hari memiliki peluang 32% lebih tinggi terkena kanker usus.

Minuman ini dapat memicu masalah terkait obesitas seperti resistensi insulin, peradangan kronis, dan perubahan metabolisme yang mendorong pertumbuhan tumor.

Penelitian oleh National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis ini secara teratur menciptakan lingkungan dalam tubuh yang mendukung perkembangan kanker, termasuk kanker payudara, prostat, dan kolorektal.

Dampak minuman manis pada kanker payudara

Menurut Dr. Sewanti Limaye, direktur, Onkologi Medis, Rumah Sakit Sir HN Reliance Foundation, Untuk kanker payudara, risiko 22% lebih tinggi dikaitkan dengan mengonsumsi tambahan 100 mL minuman manis setiap hari.

Kandungan fruktosa yang tinggi dalam jus kemasan dapat mengubah kadar estrogen dan insulin, yang berpotensi merangsang pertumbuhan sel kanker.

Baca Juga: Waspada! Ini 5 Jenis Kanker yang Makin Banyak Diderita Orang Muda

Dampak minuman manis terhadap kanker prostat

Mengenai kanker prostat, asupan gula yang berlebihan mendorong resistensi insulin dan peradangan, dengan penelitian yang mengungkapkan hubungan yang sedikit tetapi bermakna antara konsumsi minuman manis yang sering dan jenis kanker ini.

Dampak minuman manis terhadap kanker kolorektal

Untuk kanker kolorektal, efek asupan gula dikaitkan dengan peningkatan lemak perut dan peradangan kronis, meskipun bukti langsung yang menghubungkan minuman manis dengan kanker kolorektal agak tidak konsisten.

Terdapat perbedaan penting antara jus kemasan dan buah utuh. Buah utuh, yang kaya akan gula alami, juga mengandung serat yang memoderasi penyerapan gula dan mencegah lonjakan insulin. Sebaliknya, jus kemasan tidak mengandung serat dan memberikan beban gula yang terkonsentrasi, mirip dengan minuman manis lainnya.

Strategi pencegahan kanker

Dr. Sunit Lokwani, Konsultan, Ahli Onkologi Medis & Ahli Hematologi, Rumah Sakit HCG, Indore) merekomendasikan pembatasan konsumsi minuman manis, termasuk jus buah 100%, sebagai bagian dari strategi pencegahan kanker.

Selain itu, intervensi kebijakan seperti pajak minuman manis dan pembatasan pemasarannya telah diusulkan untuk mengurangi konsumsi minuman manis dan risiko kesehatan terkait. Memilih alternatif seperti air, minuman tanpa pemanis, atau buah utuh merupakan langkah praktis untuk mengurangi risiko ini. Asupan makanan sehat dan tidak diolah adalah cara hidup yang harus kita semua jalani.

Temuan ini mengkhawatirkan, dan pemerintah dari berbagai belahan dunia kini berupaya mengurangi asupan gula melalui berbagai kebijakan seperti pajak serta label baru dan yang lebih baik. Namun, para ahli kesehatan tetap menekankan bahwa keputusan individu sangat penting dalam hal ini.

Mengurangi atau menghindari minuman ini dan menggantinya dengan air atau minuman apa pun yang tidak mengandung gula tambahan merupakan cara yang sangat penting untuk menghindari kanker.

Dengan semakin banyaknya bukti pendukung yang tersedia, menjadi penting untuk lebih memperhatikan risiko yang ditimbulkan oleh konsumsi produk yang mengandung gula. Pengetahuan tentang risiko dan keputusan ini berarti membantu dalam perlindungan terhadap kanker dan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Penelitian yang baru muncul ini menggarisbawahi perlunya perubahan kebiasaan makan ke kebiasaan yang lebih sehat. Ketika jus kemasan dan minuman manis menjadi sorotan, para spesialis memperkirakan perubahan besar akan terjadi dalam perilaku masyarakat.

Baca Juga: Berawal dari Sebesar Biji Kopi, Kenali Ini Jadi Tanda Awal Kanker Payudara