Studi ini mengikuti lebih dari 370 keluarga pekerja bergaji rendah selama lebih dari sepuluh tahun, dari masa kehamilan hingga tahun-tahun awal pengasuhan anak. Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki lebih banyak otonomi dan didukung oleh atasan yang lebih mendukung cenderung lebih hangat dan lebih terlibat saat berinteraksi dengan bayi mereka.
Temuan ini penting jika dibandingkan dengan studi oleh Center on the Developing Child di Harvard, yang menunjukkan bahwa "pengasuhan yang hangat dan responsif pada tahun pertama kehidupan seorang anak dapat meningkatkan keterikatan anak dengan orang tua, serta kemampuan regulasi emosional, keterampilan sosial, dan prestasi akademik mereka."
Baca Juga: 5 Cara Efektif Memprioritaskan Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja yang Toxic
Seperti yang sudah disebutkan di awal, pemimpin memainkan peran penting dalam mendukung kesehatan mental di tempat kerja dengan cara mendorong komunikasi yang terbuka, menawarkan pengaturan kerja yang fleksibel, memahami motivasi karyawan, mendorong lingkungan yang sehat, dan menjadi contoh dalam perawatan diri.
Praktik-praktik ini meningkatkan kesejahteraan dan berkontribusi pada tenaga kerja yang terlibat dan produktif. Investasi dalam kesehatan mental adalah kunci keberhasilan dari sebuah organisasi atau perusahaan.
Lantas, bagaimana cara pimpinan untuk meningkatkan kesehatan mental karyawan dalam lingkup pekerjaan? Mungkin, lima langkah ini dapat kamu lakukan sebagaimana dikutip dari laman Times of India, Kamis (5/9/2024).
1. Bangun Komunikasi Terbuka
Menciptakan budaya kerja yang mendukung komunikasi terbuka merupakan hal mendasar untuk mendukung kesehatan mental. Dalam hal ini, para pemimpin sepatutnya menjadi contoh transparansi dan menjadi pendengar aktif dari berbagai masalah yang dimiliki karyawannya.
Ini berarti tidak hanya bersikap mudah didekati, tetapi juga menunjukkan empati dan pengertian saat karyawan berbagi tantangan mereka. Pertemuan tatap muka secara teratur dan saluran umpan balik anonim dapat memberi karyawan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mereka dan membahas berbagai masalah yang mungkin mereka hadapi, tanpa takut dihakimi atau dibalas.
2. Terapkan Aturan Kerja yang Fleksibel
Fleksibilitas sangat penting untuk menjaga keseimbangan kehidupan kerja yang sehat , yang berdampak langsung pada kesejahteraan mental. Para pemimpin harus mempertimbangkan untuk menawarkan opsi kerja jarak jauh, dan kemampuan untuk mengambil cuti pribadi bila diperlukan.
Aturan semacam ini dapat membantu karyawan mengelola tanggung jawab pribadi mereka di samping tugas profesional mereka, mengurangi stres dan mencegah kelelahan. Dengan mengakomodasi berbagai kebutuhan dan preferensi, para pemimpin dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung dan mudah beradaptasi.