Lingkungan kerja yang kompetitif dan penuh akan tekanan, seringkali membawa dampak signifikan terhadap kesehatan mental. Hal tersebut membuat kesehatan mental menjadi isu penting yang perlu diperhatikan.
Mental yang sehat bukan semata-mata hanya pikiran yang tenang, mood yang terjaga baik, atau bahkan kapasitas untuk menghadapi stres. Lebih dari itu, kesehatan mental juga memengaruhi produktivitas dan kesejahteraan umum dalam lingkup pekerjaan.
Kesehatan mental karyawan sering kali dikaitkan dengan praktik kepemimpinan yang diterapkan atasan. Bisa dibilang, pemimpin memainkan peran penting dalam mendukung kesehatan mental di tempat kerja.
Menukil dari laman Forbes, sebuah penelitian menunjukkan, pemimpin memiliki dampak yang jauh lebih besar terhadap tim mereka daripada yang sebelumnya diperkirakan. Pendekatan manajemen yang berorientasi pada hasil yang mendorong kesehatan mental dan keselamatan pekerja tidak hanya berdampak pada tempat kerja, tetapi juga dapat memengaruhi kehidupan dan masa depan anak-anak para pekerja.
Baca Juga: Dampak Buruk dari Sifat Terlalu Perfeksionis, Nggak Baik untuk Kesehatan Mental
Dua studi terbaru dan terpisah menyoroti kenyataan ini. Pertama, sebuah studi oleh Workforce Institute di UKG mensurvei 3.400 orang di 10 negara untuk menyoroti peran penting pekerjaan dan kepemimpinan dalam kesehatan mental di tempat kerja dan di luar pekerjaan.
Studi ini menemukan, manajer memengaruhi kesehatan mental karyawan (69%) lebih banyak daripada dokter (51%) atau terapis (41%) — dan bahkan sama dengan pasangan (69%). Lebih jauh, 80% karyawan lebih suka memiliki kesehatan mental yang baik daripada pekerjaan bergaji lebih tinggi; 67% karyawan dan 70% manajer akan menerima pemotongan gaji demi kesehatan mental yang lebih baik.
Kedua, studi yang diterbitkan dalam sebuah buku Work Matters: How Parents' Jobs Shape a Child's Wellbeing (Princeton, 2023), yang mana mengeksplorasi bagaimana pengalaman orang tua dengan pekerjaan memengaruhi kehidupan anak-anak mereka.