“Jangan take it for granted bahwa toh dia masih lama umurnya. Take it for granted, toh dia tahu bahwa aku mencintai dia atau kedua orang tua. Jangan. Sering-sering ucapkan bahwa kalian sayang orang tua,” pinta Andy.
“Kalau ada waktu untuk memeluk orang tuamu, peluklah orang tuamu. Tunjukkan. Karena aku selalu bilang, penyesalan yang aku rasakan hari ini itu gak bisa selesai, dan itu mengganggu,” sambungnya.
Penyesalan tiada gunanya jika mereka sudah tiada. Andy menilai, percuma menabur satu truk bunga di atas pusara orang tua sebagai bentuk permintaan maafmu jika kamu melakukan kesalahan atau tidak menunjukkan cintamu pada orang tua ketika mereka hidup.
“Percuma. Mereka tidak lagi merasakan. Percuma banjir air mata di atas pusara orang tuamu ketika mereka sedih ada,” kata Andy.
Oleh karena itu, jauh lebih berarti jika kita menunjukkan kasih sayang kepada mereka ketika mereka masih hidup, meskipun terkadang kita mungkin merasa marah atau kecewa terhadap mereka.
Baca Juga: Kisah Andy F. Noya Bertahan Hidup Semasa Kuliah: Aku Memilih Menahan Lapar
“Aku yakin, seyakin-yakinnya, kasih orang tua itu kasih yang sejati. Cuma mungkin orang tua sedang dalam tekanan, sehingga mengucapkan kata-kata yang kasar, tindakan yang kasar sama kita. Tapi cinta mereka itu tidak terukur,” imbuhnya.
Sebagai bentuk refleksi, Andy kini berusaha untuk selalu menunjukkan kasih sayang kepada keluarganya. Ia memastikan bahwa setiap momen perpisahan, sekecil apa pun, diisi dengan ungkapan cinta, seperti pelukan atau kata-kata sayang.
Sebab, tidak ada yang tahu kapan pertemuan terakhir akan terjadi. Dengan begitu, ketika seseorang yang kita cintai pergi untuk selama-lamanya, yang tersisa adalah kenangan indah, bukan penyesalan.
“Biarkan kenangan indah itu, melekat menjadi kenangan indah kita, ketika orang-orang yang kita cintai pergi untuk selama-lamanya,” tukasnya.