Kondisi di Asia: Pinjaman melambung daripada aset finansial dalam jangka panjang

Aset finansial rumah tangga Asia meningkat sebesar 7,5% di tahun 2023 hingga mencapai EUR63,8 triliun di mana ini seperempat tingkat lebih tinggi di atas Eropa. Seluruh kelas aset berkontribusi terhadap peningkatan ini di mana deposito (9,3%) merupakan pendorong utamanya. Asuransi/pensiun terbukti tangguh dengan meningkat sebesar 5,5%.

Liabilitas tumbuh 6,8% melampau rata-rata global, tetapi untuk standar Asia ini merupakan pertumbuhan yang lambat dan juga dengan angka di tahun 2022 sebesar 6,2%. Ini merupakan pertumbuhan terlemah di sisi liabilitas sejak krisis finansial global.

Baca Juga: Rekomendasi Investasi Danamon Pascaturunnya Suku Bunga Acuan

"Lebih dari 2 dekade terakhir, liabilitas secara jelas tumbuh melampaui aset finansial di Asia," ucap Michalea Grimm, salah satu penyusun laporan ini.

Celah antara keduanya rata-rata sebesar 1,5 percentage point per tahun. Di pasar yang sudah maju lainnya, hal yang terjadi adalah sebaliknya. Faktanya, rasio hutang di Asia (62,8%) melampaui Eropa (59,5%) di tahun 2023 untuk pertama kali.

Indonesia: Pertumbuhan terlemah sejak Krisis Finansial Global

Dengan aset bersih finansial sebesar EUR940 per kapita, Indonesia masih menjadi negara berpenghasilan terendah di Asia (menduduki posisi ke-56). Aset kotor finansial meningkat 4,4% di tahun 2023, jauh di bawah rata-rata regional; pertumbuhan terlemah sejak Krisis Finansial Global. Deposito bank masih mendominasi portofolio rumah tangga Indonesia (bagiannya sekitar 62%) dan pertumbuhan hanya sekitar 3,9%.

Kelas aset lainnya seperti sekuritas dan asuransi/pensiun menunjukkan pertumbuhan yang relatif lesu dengan masing-masing 8% dan 0,5%, jauh di bawah rata-rata jangka panjang yang sebear 15,6% dan 8,8%. Jika disesuaikan dengan inflasi, peningkatan di tahun 2023 menurun menjadi 0,7%. Namun, aset finansial ril jauh melampaui tingkat sebelum pandemi sebesar 23,2%.

Pertumbuhan liabilitas tetap berlanjut dengan laju 9%. Akibatnya, rasio hutang naik, tetapi dengan tingkat 16%, ini masih merupakan tingkat yang sangat rendah di tahun 2023.

Mencermati gambaran Indonesia di mana pertumbuhan asuransi masih dihadapkan dengan tantangan penetrasi asuransi yang masih berada di tingkat 2,7% berdasarkan OJK & ASEAN Insurance Surveillance Report, Allianz Indonesia berkomitmen menggencarkan literasi keuangan dan meningkatkan kesadaran asuransi serta mendampingi masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa mendatang. Sepanjang tahun 2023 hingga saat ini, sebanyak lebih dari 1.100 kegiatan literasi keuangan sudah dilakukan oleh Allianz Indonesia dan telah menjangkau lebih dari 1,3 juta masyarakat Indonesia.