Allianz Indonesia telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi ekonomi tahun 2025 yang diperkirakan masih akan menghadapi tantangan eksternal, seperti kebijakan Presiden Donald Trump terkait tarif dagang dan pemotongan pajak yang berpotensi mendorong inflasi di Amerika Serikat (AS). Ini dapat memperlambat pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Selain itu, pelemahan ekonomi Tiongkok dan ketegangan geopolitik turut menjadi faktor penghambat.

Allianz Indonesia percaya bahwa di berbagai kondisi ekonomi, tetap ada peluang investasi untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal. Allianz Indonesia akan tetap menerapkan pendekatan fundamental, strategi yang dinamis, dan mengutamakan prinsip kehati hatian dalam pengelolaan risiko.

Baca Juga: 35 Tahun hadir di Indonesia, Allianz Utama Catatkan Kinerja Positif selama Tahun 2024

"Untuk subdana dengan underlying saham, Allianz Indonesia menerapkan strategi tactical underweight and selectively defensive. Dari segi strategi penempatan portofolio, kami secara taktis mengurangi bobot dan secara selektif lebih defensif. Kami telah menyaksikan peningkatan tarif pada pemerintahan Trump yang memicu aksi jual di pasar global karena ketidakpastian meningkat," ujar Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Indonesia, dikutip Senin (28/4/2025).

Pelaku pasar mulai memperhitungkan skenario resesi di AS yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan PDB di global. Oleh karena itu, laba perusahaan juga akan direvisi lebih rendah dari perkiraan awal. Di balik ketidakpastian global yang telah dijelaskan sebelumnya, di dalam domestik, pemerintahan baru juga berada dalam fase transisi yang mencoba menjalankan kebijakan-kebijakan barunya.

"Melihat semua latar belakang yang terjadi di atas, kami telah memosisikan portfolio kami secara keseluruhan pada kondisi yang defensif dan dalam proses pemilihan kami terus mendukung perusahaan yang memiliki neraca yang kuat dan tata kelola perusahaan yang baik," tegasnya.

Untuk subdana dengan underlying pendapatan tetap, Allianz Indonesia menerapkan strategi posisi Netral untuk mengantisipasi volatilitas yang lebih tinggi di masa mendatang dan ekspektasi lebih rendahnya besaran penurunan suku bunga. FED dan Bank Indonesia mulai menurunkan suku bunga acuan masing-masing sebesar 100bps dan 25bps sejak September 2024. Allianz Indonesia memperkirakan penurunan suku bunga Fed dan BI sebesar 50bps lagi pada tahun 2025.

Beberapa faktor yang dipantau dari sisi global adalah dampak dari tarif dagang yang ditetapkan Pemerintah AS, meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, dan potensi resesi di AS. Sementara, dari dalam negeri, hal yang dipantau terkait perkembangan kebijakan fiskal, dampak dari revisi UU TNI, implementasi berkelanjutan dari pembentukan Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara), dan kejelasan kebijakan dari pemerintah ke depannya.

"Perkembangan dinamika global berpotensi memengaruhi dinamika ekonomi Indonesia dan pasar modal Indonesia. Sebagai pelaku industri finansial yang telah melalui berbagai siklus ekonomi, Allianz Indonesia memandang bahwa bisnis asuransi jiwa masih dibutuhkan untuk proteksi selama tahapan kehidupan nasabah, seperti contohnya atas risiko penyakit kritis, biaya perawatan di rumah sakit, dan juga kejadian kematian pencari nafkah sehingga perlu dilihat dengan sudut pandang through the cycle atau jangka panjang," tutur Ni Made.

Dalam horizon pengamatan jangka pendek, Allianz Indonesia mencermati bahwa pengaruhnya adalah nilai pasar asset investasi asuransi jiwa, mencakup juga lini bisnis yang terpengaruh oleh gejolak pasar adalah produk-produk berbasis investasi seperti asuransi jiwa unit link. Fluktuasi nilai tukar dan pelemahan IHSG dapat memengaruhi kinerja dana investasi nasabah sehingga perlu diantisipasi secara cermat agar perspektif proteksi jangka panjang tidak terlupakan oleh nasabah. Dengan sudut pandang jangka panjang, situasi saat ini juga dapat dilihat sebagai sebuah kesempatan bagi nasabah untuk melakukan top-up dana investasinya agar saat pasar rebound akan dapat bermanfaat dalam jangka panjang.