5. Microwave dan Makanan Siap Saji
Bahaya bukan terletak pada microwave, melainkan makanan instan yang dimasukkan ke dalamnya. Produk siap saji biasanya sarat pengawet, garam, dan perasa buatan.
Jika dipanaskan dalam wadah plastik, zat kimia seperti ftalat dapat berpindah ke makanan, menambah risiko bagi tubuh.
6. Daging Olahan dan Nitrosamin
Sosis, bacon, dan salami memang menggoda, tetapi mengandung nitrat dan nitrit yang dapat berubah menjadi nitrosamin—senyawa karsinogen saat dipanaskan. WHO pun telah mengategorikan daging olahan sebagai karsinogen Golongan 1.
7. Produk Susu Non-Organik
Masalah bukan pada susu itu sendiri, melainkan residu hormon pertumbuhan dan antibiotik yang kerap ditemukan pada produk susu non-organik. Konsumsi jangka panjang dapat mengganggu regulasi hormon manusia dan memicu kanker terkait hormon.
8. GMO dan Bahan Kimia Pertanian
Tanaman GMO dirancang tahan terhadap hama dan herbisida. Kekhawatiran muncul bukan semata dari GMO, melainkan bahan kimia yang menyertainya.
Glifosat, herbisida yang sering dipakai, telah dikategorikan sebagai “kemungkinan karsinogenik” oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker.
9. Budidaya Ikan dan Kontaminasi
Ikan budidaya sering mengandalkan antibiotik, pestisida, hingga pewarna sintetis. Zat-zat ini dapat menumpuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan risiko kesehatan.
Selain itu, praktik budidaya intensif turut meninggalkan dampak lingkungan.
Nah Growthmates, kanker bukanlah akibat dari satu faktor tunggal, melainkan hasil akumulasi dari gaya hidup, lingkungan, hingga pilihan kecil sehari-hari.
Dengan memahami bahwa risiko bisa tersembunyi dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi, setiap orang dapat mengambil langkah lebih sadar untuk melindungi kesehatan diri dan keluarga.
Baca Juga: 7 Cara Menjauhkan Diri dari Kanker Menurut Peneliti yang Telah Mengkajinya Selama 30 Tahun