3. Rutin Periksa Kegiatan Digital Anak

Orang tua pun perlu memastikan anak tidak mengkonsumsi konten yang tidak cocok. Dengan cara memeriksa kegiatan digitalnya dan memastikan anak tidak mengikuti perilaku yang berbahaya dan memberi pengetahuan tentang keamanan digital.

Masuklah ke dunia online mereka, selayaknya orang tua mengenal lingkup gerak anak, pastikan juga orang tua mengenal ‘taman bermain’ anak yang lain.

4. Berikan Anak Pengertian Tentang Risiko di Dunia Online

Risiko anak di dunia online terkena konten negatif harus diantisipasi orang tua. Karenanya, pengetahuan akan keamanan digital, seperti mengamankan perangkat hardware dan software haruslah dimiliki orang tua dan diajarkan ke anak.

Beritahukan juga ke anak tentang ancaman tersebarnya data pribadi, sehingga penting menggunakan password yang kuat dan jangan mengunggah data penting termasuk KTP, nama lengkap, nomor telepon, alamat sekolah maupun rumah.

Ingat, dalam hal ini anak jangan ditakut-takuti, tapi pastikan mereka untuk meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Penting! Ini 3 Perubahan Paradigma Bisnis di Era Digital yang Wajib Diketahui Entrepreneur

5. Buat Aturan dan Bicarakan soal Konsekuensi

Buatlah aturan atau kesepakatan dengan anak terkait penggunaan gawai. Sebaiknya, orang tua tidak memberikan gawai secara khusus untuk anak. Jika memang orang tua secara khusus membeli gawai untuk kemudahan belajar online, tetap komunikasikan pada anak bahwa gawai ini milik orang tua, sehingga dia hanya meminjam. Buat kesepakatan berapa lama waktu peminjaman dan akan digunakan untuk apa saja.

Gak cuma itu, bicarakan juga mengenai konsekuensi jika mereka melanggar aturan tersebut. Perhatikan juga lokasi, alih-alih membiarkan anak memakai komputer di kamar pribadi, tempatkanlah komputer di tempat umum, dan kenali situs yang aman untuk usianya.

6. Jaga Komunikasi dengan Anak

Jaga komunikasi dengan anak, sesekali orang tua main bersama game di gawai yang sering anak main. Orang tua sekaligus mengecek adakah konten kekerasan di dalam game. Kesempatan ini dapat digunakan untuk dapat memberi pemahaman mana hal yang boleh dilihat dan dicontoh di internet mana yang tidak. Kemudian, orang tua harus tertarik mendengar cerita anak, mendengar cerita keseharian mereka dan tentu apa yang mereka rasakan.

Gak hanya itu, orang tua juga perlu mengajak anak untuk berpikir kritis, sebab konten yang baik tentu benar, namun tidak semua konten yang benar pantas disebar. Tegaskan ke mereka jika konten yang benar belum tentu bermanfaat. Pastikan juga ke mereka untuk selalu membiasakan saring sebelum sharing.

7. Aktifkan Parental Control

Terakhir, aktifkan parental control. Dalam beberapa aplikasi parental control gawai anak dapat terhubung dengan orang tua, sehingga orang tua tahu apa saja yang diakses oleh anak dan berapa lama. Bisa juga orang tua yang mengatur dengan aplikasi tertentu.

Nah, itulah beberapa peran penting orang tua dalam memantau perkembangan literasi anak. Selain hal-hal di atas, ada baiknya sebagai orang tua mengajak anak berinteraksi di dunia nyata di tengah kesibukan dunia digital. Bersepeda atau sekedar jalan pagi di sekitar rumah. Menyehatkan badan juga dapat menciptakan komunikasi dengan anak.

Semoga informasinya bermanfaat, ya!

Baca Juga: Ini Pentingnya Kenalkan Literasi Media pada Anak Sejak Dini, Orang Tua Wajib Tahu!