4. Berfokus pada Masa Depan: Mengantisipasi, Bukan Bereaksi
Berbeda dari kebanyakan pemimpin yang berpikir dalam hitungan kuartal, CEO unggulan berpikir dalam jangka panjang. Mereka tidak menunggu krisis datang, melainkan sudah siap dengan langkah-langkah antisipatif.
Pola pikir ini menjadikan mereka pionir, bukan pengikut. Mereka tidak sekadar bersaing di pasar—mereka menciptakan pasar.
5. Terinformasi: Menyerap, Menafsirkan, dan Menggerakkan Wawasan
CEO terkemuka aktif dalam mendeteksi tren dan perubahan sejak dini, terutama terkait dengan teknologi disruptif seperti AI generatif. Mereka tidak hanya tahu apa yang sedang terjadi, tetapi juga memahami dampaknya terhadap bisnis dan manusia.
Kunci dari semua ini adalah menyediakan ruang untuk refleksi karena wawasan strategis yang tajam lahir dari pikiran yang tidak terburu-buru.
6. Tanpa Hambatan: Menghapus Gesekan, Mendorong Percepatan
Kecepatan tidak hanya ditentukan oleh alat atau strategi, tetapi juga oleh kemampuan menghapus hambatan internal. CEO hebat mampu memangkas birokrasi, menyederhanakan proses, dan menciptakan budaya yang gesit dan fleksibel.
Mereka juga berani melihat ke dalam diri, mengenali dan mengatasi titik buta pribadi—baik secara emosional, mental, maupun fisik yang bisa menghambat efektivitas mereka sebagai pemimpin.
Nah Growthmates, studi dari IBM ini menyampaikan pesan yang sangat jelas: kekacauan bukan penghalang, tapi katalis bagi kepemimpinan yang luar biasa. Teknologi seperti AI hanyalah alat; yang membedakan adalah bagaimana para pemimpin menggunakannya—dengan strategi, ketajaman, dan tanggung jawab.
Ke-6 kebiasaan di atas tersebut bukan sekadar pilihan, tapi prasyarat untuk bertahan dan berkembang dalam lanskap bisnis yang terus berubah.
Baca Juga: 3 Jurus Self-Care Pemimpin Bisnis ala CEO Sukses Dunia