Growthmates, sangat sulit untuk bertahan saat bekerja di kantor yang memiliki rekan kerja yang kurang kompeten dan atasan yang tidak suportif.
Memiliki rekan kerja yang kurang kompeten dan atasan yang tidak suportif bisa menjadi tantangan besar di tempat kerja. Faktanya, hubungan dengan rekan kerja dan atasan bisa menjadi satu-satunya hubungan yang paling penting di tempat kerja, dan hubungan yang negatif dengan rekan kerja dan atasan kamu terkadang bisa berdampak negatif pada hampir semua aspek kehidupan kerjamu.
Meskipun naluri pertama kamu mungkin untuk mengundurkan diri dari posisimu saat ini, namun, dengan strategi yang tepat, kamu dapat bertahan di lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut dan tetap berhasil berkembang dengan baik dalam kehidupan profesionalmu.
Dan, berikut adalah kiat-kiat efektif tentang cara melakukannya.
1. Pahami tantangannya
Bekerja dengan rekan kerja yang kurang kompeten dapat membuat frustrasi dan menurunkan moral seluruh tim. Sering kali, orang-orang seperti itu tidak cukup terampil atau termotivasi, yang membuat bekerja dengan mereka menjadi proses yang sulit.
2. Menetapkan peran dan tanggung jawab
Tantangan terbesar dalam lingkungan tim adalah ambiguitas peran. Setiap kali perannya ambigu, tugas-tugas penting dilakukan secara membingungkan, dan terkadang kesalahan berulang kali dilakukan.
Oleh karena itu, seseorang harus mengambil inisiatif untuk menetapkan peran yang jelas dan menyatakan dengan tepat siapa yang bertanggung jawab atas tugas apa.
Menentukan siapa yang melakukan apa di setiap tahap membantu memperjelas berbagai hal dan tidak hanya mengelola ekspektasi tetapi juga memastikan bahwa setiap orang memiliki tujuan yang sama.
Awalnya mungkin tampak seperti pekerjaan tambahan, tetapi ini akan menghemat waktu dan tenaga dalam jangka panjang.
Baca Juga: 5 Hal yang Sebaiknya Tak Perlu Diungkapkan kepada Rekan Kerja
3. Tetap fokus
Sangat mudah untuk kita terjebak dalam kesalahan rekan kerja di lingkungan kerja yang penuh tantangan. Cara ini cenderung kurang produktif untuk menyelesaikan sesuatu dan dapat mengalihkan perhatian dari tujuanmu sendiri.
Fokuslah pada prioritas dan tujuanmu sendiri. Kamu sedang membangun rekam jejak keberhasilan di sini; ini bisa berarti memikul tanggung jawab tambahan atau mencari peluang bagi kamu untuk menunjukkan kemampuan.
Jika memungkinkan, delegasikan tugas yang kurang penting kepada orang lain dalam tim yang akan menganggap tugas tersebut lebih sulit; dengan demikian, jika mereka tidak berhasil, hal itu tidak akan berdampak buruk pada tujuan utamamu.
Pastikan juga untuk mendokumentasikan keberhasilan saat kamumembangunnya, karena ini akan menjadi materi pendukung saat kamu membahas tinjauan kinerja dan promosi.
4. Berkomunikasilah secara terbuka dan jujur
Komunikasi terbuka akan sangat penting dalam lingkungan kerja, terutama dalam menyampaikannya kepada rekan kerja yang berkinerja buruk. Bersikaplah terbuka dengan apa yang harus kamu komunikasikan dan dengarkan juga pendapat mereka, dan kamu semua pada akhirnya dapat mencari jalan keluar.
Hindari perangkap menyalahkan dan bersikap negatif, tetapi sebaliknya, bahaslah masalah tersebut secara konstruktif untuk menyelesaikannya, bukan membesar-besarkannya. Sering kali, apa yang tampak sebagai ketidakmampuan muncul dari kurangnya instruksi atau dukungan yang jelas.
Dengan dialog, kamu mungkin menemukan beberapa anggota timmu hanya membutuhkan bimbingan atau sumber daya untuk melaksanakan tugas yang diberikan secara efektif.
5. Bersikaplah professional
Meskipun inefisiensi harus ditangani secara langsung, profesionalisme tidak dapat dikompromikan. Hindari menghabiskan terlalu banyak waktu dengan rekan kerja yang menguras semua energi atau motivasimu sendiri.
Batasi percakapan di tempat kerja dan jika perlu tetapkan batasan. Jika kamu merasa frustrasi atau terganggu oleh perilaku rekan kerja lain, mundurlah sejenak dan nilai perasaanmu sendiri.
Cobalah untuk menggunakan beberapa teknik menenangkan seperti bernapas dalam-dalam sebelum bereaksi terhadap situasi tersebut. Praktik semacam itu dapat mengarah pada pendekatan yang konstruktif dan rasional di tempat kerja.
6. Cari dukungan bila perlu
Jika komunikasi langsung tidak berhasil, atau jika situasinya menjadi terlalu membebani, maka mungkin sudah waktunya untuk mendapatkan bantuan dari manajemen atau profesional SDM.
Melibatkan mentor dapat lebih menambah wawasan mengenai manajemen dinamika tempat kerja yang efektif. Oleh karena itu, diskusi akan memerlukan sejumlah percakapan untuk menghasilkan solusi saat berhadapan dengan hubungan kerja yang bermasalah.