Glukosa adalah sumber energi utama tubuh, terutama bagi otak. Namun, dalam kondisi tertentu, kadar gula darah dapat turun di bawah normal, sebuah kondisi yang dikenal sebagai hipoglikemia.

Hipoglikemia memang kerap dikaitkan dengan diabetes dan penggunaan insulin, tetapi faktanya kondisi ini bisa dialami siapa saja.

Melewatkan makan, berolahraga terlalu intens, atau mengonsumsi alkohol berlebih juga dapat memicu gula darah rendah.

Masalahnya, tanda-tanda awal hipoglikemia sering kali halus dan mudah disalahartikan sebagai stres, lelah, atau kurang tidur. Padahal, mengenali gejalanya sejak dini penting untuk mencegah gangguan yang lebih serius.

Dan, berikut 4 tanda halus gula darah rendah yang patut diwaspadai. Yuk, simak!

1. Merasa Lapar di Malam Hari

Apakah Anda sering terbangun di malam hari dengan rasa lapar yang kuat? Itu bisa menjadi sinyal awal kadar glukosa menurun saat tidur. Tubuh memberi dorongan lapar untuk memulihkan keseimbangan.

Hal ini bisa dialami penderita diabetes, tetapi juga mereka yang melewatkan makan malam atau mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat sebelum tidur.

Jika berulang, kondisi ini bukan hanya mengganggu kualitas tidur, tetapi juga membuat tubuh lemas keesokan harinya.

Kuncinya adalah makan malam yang seimbang yang mengandung protein, serat, dan lemak sehatuntuk menjaga kestabilan gula darah sepanjang malam.

Sebuah studi tahun 2021 pada penderita diabetes tipe 1 menemukan bahwa kualitas tidur yang baik berkaitan dengan variabilitas glikemik malam hari yang lebih rendah, menegaskan pentingnya kadar glukosa yang stabil untuk tidur nyenyak.

2. Ngidam Gula yang Tak Terkendali

Dorongan kuat untuk mengonsumsi makanan manis bisa menjadi tanda bahwa gula darah sedang turun. Saat itu, tubuh menginginkan energi cepat dari gula atau karbohidrat olahan.

Sayangnya, meski memberikan kelegaan sesaat, konsumsi makanan manis justru bisa memicu lonjakan lalu penurunan gula darah yang lebih drastis. Akibatnya, siklus lapar dan lemas akan terus berulang.

Camilan yang lebih sehat dan seimbang seperti buah dengan kacang, atau yogurt dengan biji-bijianakan membantu melepaskan energi secara bertahap.

Studi dalam The Journal of Clinical Investigation (2011) menunjukkan bahwa keinginan kuat terhadap gula erat kaitannya dengan fluktuasi glukosa serta jalur penghargaan di otak, sehingga sulit ditolak.

Baca Juga: Kenali 6 Buah dengan Kandungan Gula Paling Tinggi

3. Pusing atau Kepala Ringan

Pusing mendadak atau kepala terasa ringan bisa menjadi tanda kadar glukosa terlalu rendah. Karena otak sangat bergantung pada glukosa, penurunan kecil sekalipun dapat memengaruhi konsentrasi, koordinasi, bahkan keseimbangan tubuh.

Banyak orang salah mengira ini akibat dehidrasi atau kelelahan. Namun, jika pusing muncul terutama setelah lama tidak makan, hipoglikemia bisa jadi penyebabnya.

Untuk mencegahnya, biasakan makan dalam porsi kecil tetapi seimbang sepanjang hari.

Menurut American Diabetes Association, hipoglikemia terbukti mengganggu fungsi kognitif dan motorik, meningkatkan risiko saat menjalani aktivitas harian.

4. Perubahan Suasana Hati Mendadak

Karena otak menggunakan glukosa sebagai bahan bakar utama, turunnya gula darah bisa langsung memengaruhi emosi. Iritabilitas, kecemasan, atau kesedihan mendadak sering kali merupakan respon dari otak yang kekurangan energi.

Banyak orang menyalahkan stres sebagai penyebab, padahal bila perubahan suasana hati mereda setelah makan, besar kemungkinan penyebabnya adalah hipoglikemia.

Menjaga pola makan teratur dengan nutrisi seimbang dapat membantu stabilitas emosi.

Sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa variabilitas kadar glukosa berkaitan erat dengan fluktuasi suasana hati, terutama pada penderita diabetes.

Kenaikan glukosa pasca-makan yang terlalu cepat dapat memicu kecemasan dan ketidakstabilan emosional.

Baca Juga: 5 Tanda Awal Diabetes pada Pria yang Sering Diabaikan