Ridwan Kamil dikenal luas publik dengan sapaan Kang Emil. Ia bukan figur yang lahir dari rahim politik praktis, melainkan tumbuh dari dunia profesional dan akademik sebelum akhirnya dipercaya memimpin di tingkat kota hingga provinsi. Latar tersebut membentuk karakter kepemimpinannya yang kerap identik dengan perencanaan, inovasi, dan pendekatan berbasis data.

Sebelum memasuki arena politik, Ridwan Kamil terlebih dahulu meniti karier sebagai arsitek dan akademisi. Pengalaman panjang di ranah profesional itu menjadi fondasi cara pandangnya dalam melihat persoalan perkotaan dan pelayanan publik.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Toleransi dan Pancasila Harga Mati!

Dari Arsitektur ke Ruang Publik

Karier awal Ridwan Kamil dibangun melalui dunia arsitektur. Di masa perintisan kariernya, ia menikah dengan Atalia Praratya pada 7 Desember 1996. Perjalanan akademiknya kemudian berlanjut ke Amerika Serikat, di mana ia menempuh studi magister di University of California, Berkeley, dan meraih gelar Master of Urban Design pada 2001.

Selama berada di Amerika Serikat, Ridwan Kamil juga bekerja paruh waktu di Departemen Perencanaan Kota Berkeley. Pengalaman tersebut mempertemukannya dengan beragam persoalan kota modern, mulai dari kepadatan penduduk, keterbatasan ruang publik, hingga pentingnya tata kelola kota yang berkelanjutan.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Menjadi Pemimpin Niatnya Adalah Ibadah Bukan Mencari Kekuasaan

Atas kontribusinya di bidang arsitektur dan perencanaan kota, ia dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Dong-A University pada 2019. Selain berpraktik sebagai arsitek, Ridwan Kamil aktif di dunia akademik serta berbagai forum diskusi kebijakan.

Melalui ruang-ruang ini, ia kerap menyuarakan pentingnya inovasi, kolaborasi lintas sektor, dan pendekatan kreatif dalam pembangunan kota.

Eksposur publik yang kian luas perlahan menempatkannya sebagai figur yang diperhitungkan di luar lingkaran profesinya, sekaligus membuka jalan menuju peran publik yang lebih besar.

Baca Juga: Soal Solusi Atasi Banjir Jakarta, Ridwan Kamil: Kita Banyakin Lahan Parkir Air

Menapaki Politik sebagai Wali Kota Bandung

Langkah Ridwan Kamil ke dunia politik dimulai saat ia mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bandung. Keputusan ini sempat dipandang sebagai fenomena baru, mengingat latar belakangnya yang kuat di dunia profesional, bukan politik.

Selama memimpin Bandung, ia dikenal aktif mendorong penataan kota, revitalisasi ruang publik, serta penguatan identitas kota melalui pendekatan kreatif. Berbagai program diarahkan pada peningkatan kualitas layanan publik, transparansi pemerintahan, dan pemanfaatan teknologi digital.

Gaya kepemimpinan yang komunikatif, terbuka, dan dekat dengan warga membuatnya memperoleh perhatian luas, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional. Diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), masa jabatannya sebagai Wali Kota Bandung periode 2013–2018 menjadi fase penting yang mengukuhkan posisinya sebagai figur politik nasional.

Kiprah di Tingkat Provinsi

Usai menuntaskan masa jabatannya di Bandung, Ridwan Kamil melangkah ke level pemerintahan yang lebih tinggi dengan mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat untuk periode 2018–2023. Selama menjabat, ia dikenal sebagai salah satu kepala daerah dengan tingkat eksposur publik yang tinggi.

Kepemimpinannya di Jawa Barat diwarnai berbagai program pembangunan infrastruktur, pelayanan publik, serta inovasi berbasis teknologi dan kolaborasi lintas sektor. Pendekatan komunikatif yang telah melekat sejak masa kepemimpinannya di kota terus menjadi ciri khasnya di tingkat provinsi.

Tetap Relevan Pasca Jabatan

Setelah mengakhiri masa jabatan sebagai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tidak lagi memegang posisi struktural di pemerintahan. Ia sempat mencoba peruntungan dengan mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2024, untuk masa jabatan 2025–2030.

Dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil berpasangan dengan Suswono sebagai Calon Wakil Gubernur. Pasangan ini resmi mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta dan diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang terdiri dari sejumlah partai pendukung.

Namun, berdasarkan hasil perhitungan suara, pasangan Pramono Anung–Rano Karno keluar sebagai pemenang Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2024, sementara pasangan Ridwan Kamil–Suswono memperoleh persentase suara yang berada di bawah peraih suara terbanyak. 

Meski demikian, ia tetap aktif sebagai tokoh publik, politikus, dan profesional yang terlibat dalam berbagai diskusi kebijakan, kegiatan sosial, serta pengembangan gagasan perkotaan.

Baca Juga: Pramono Sindir Ridwan Kamil: Gen Z Tak Butuh Kopi Gratis

Pengalaman panjang di dunia arsitektur, akademik, dan politik membuatnya tetap relevan dalam percakapan publik. Bagi sebagian masyarakat, Ridwan Kamil dipandang sebagai sosok pemimpin profesional yang membawa perspektif perencanaan dan inovasi ke dalam tata kelola pemerintahan.