Upaya McDonald’s Indonesia menumbuhkan nasionalisme generasi muda melalui peluncuran lagu Irama Pahlawan dan board game edukatif mendapat apresiasi dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

Menurut Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha Djumaryo, langkah kreatif lintas sektor seperti ini sangat penting untuk menjaga relevansi nilai sejarah dan budaya di tengah perkembangan zaman.

Pria kelahiran Jakarta, 14 Juli 1983 itu menilai inisiatif McDonald’s Indonesia sejalan dengan visi pemerintah untuk menumbuhkan kesadaran sejarah dan kecintaan terhadap budaya bangsa, khususnya di kalangan Gen Z dan Gen Alpha yang memiliki pola belajar serta konsumsi informasi berbeda.

“Tantangan kita zaman sekarang adalah bagaimana mencintai dan memahami sejarah dengan menggunakan bahasa-bahasa Gen Alpha dan Gen Z. Dan salah satunya lewat musik. Saya tahu kekuatan sebuah musik. Jadi gunakan lagu sebagai media untuk mengingatkan kita dan menghargai para pahlawan. Saya mengapresiasi sekali inisiatif ini,” tutur Giring, saat acara konferensi pers sekaligus peluncuran lagu ‘Irama Pahlawan’ dari McDonald's Indonesia, di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta, belum lama ini.

Musik, menurut Giring, memiliki peran strategis dalam menggerakkan generasi muda.

Ia merujuk data YouTube dan Spotify yang menunjukkan Indonesia sebagai trigger country dalam industri musik global, dimana lagu yang viral di Indonesia berpotensi ikut viral di dunia. Karena itu, ia menilai penggunaan musik untuk menyampaikan kisah-kisah pahlawan merupakan langkah tepat.

“Gunakan lagu sebagai media untuk mengingatkan kita dan menghargai para pahlawan. Saya sangat mengapresiasi inisiatif ini,” tambahnya.

Baca Juga: Dorong Anak Muda Kenal Pahlawan Nasional, McDonald's Indonesia Rilis Lagu ‘Irama Pahlawan’ dan Board Game Edukatif

Salah satu lagu yang paling berkesan baginya adalah Bung Hatta karya Iwan Fals, yang disebutnya sangat mempengaruhi perjalanannya dalam bermusik dan memahami sejarah.

Giring juga menyampaikan bahwa Kementerian Kebudayaan tengah berupaya memperbarui narasi sejarah agar lebih membangkitkan kebanggaan nasional. Selama ini, sejarah Indonesia sering disampaikan dengan sudut pandang kolonial.

“Selama ini kita bilang Indonesia dijajah 350 tahun. Itu harus kita ubah. Kita harus bilang, 350 tahun kita melawan dan berjuang,” tegasnya.

Narasi perlawanan ini, kata dia, dinilai lebih mencerminkan ketangguhan bangsa serta lebih relevan untuk membentuk pola pikir generasi muda.

Lebih lanjut, Giring menegaskan bahwa mempopulerkan sejarah dan nilai budaya tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Kolaborasi dengan swasta, komunitas, dan masyarakat dinilai sangat penting.

Ia pun mencontohkan inisiatif McDonald’s Indonesia yang melibatkan ANRI, Komunitas Historia Indonesia, IKPNI, dan berbagai lembaga lainnya.

“Ini caranya kita beradaptasi dengan zaman. Mindset-nya beda, cara mengelola informasi beda. Dan kita yang harus siap beradaptasi,” pungkas Giring.

Baca Juga: Butuh Waktu hingga Setahun, Begini Cara McDonald’s Kembangkan Menu Baru