PT Virtus Technology Indonesia (Virtus), penyedia solusi infrastruktur digital sekaligus anak perusahaan CTI Group, secara resmi membuka rangkaian Virtus Showcase 2025 di Semarang pada 23 Juli 2025. Mengusung tema "Beyond AI Concepts: Building a Secure & Scalable IT Foundation", acara ini menjadi wadah penting bagi para pelaku industri untuk mengeksplorasi kesiapan infrastruktur digital Indonesia dalam menghadapi gelombang adopsi kecerdasan buatan (AI) yang semakin meluas.

Diselenggarakan di Hotel Gumaya, Semarang, pembuka rangkaian acara Virtus Showcase 2025 ini menghadirkan pembicara ahli, yaitu Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, Ketua Indonesia AI Society, dan Yohanes B. Syialin, Commercial Sales Manager dari Palo Alto Network. Keduanya membagikan wawasan strategis dan solusi konkret dalam membangun fondasi teknologi informasi (TI) yang aman, fleksibel, dan siap mendukung transformasi AI lintas sektor industri.

Baca Juga: DIGIForward, Program Pelatihan Digital Guru dan Siswa SMK dari CTI Group

Dalam sesi presentasinya, Dr. Lukas menggarisbawahi bahwa percepatan pertumbuhan teknologi AI belum sepenuhnya diimbangi oleh kesiapan infrastruktur digital yang kokoh dan merata, terutama di wilayah luar pusat urban. Tantangan utama seperti kestabilan pasokan listrik, keandalan jaringan komunikasi, hingga minimnya pemahaman publik terhadap potensi dan risiko AI masih menjadi penghambat utama dalam mendorong adopsi yang inklusif.

"AI kini telah digunakan di berbagai sektor, mulai dari fintech, health tech, e-commerce, hingga pendidikan. Namun, kemajuan ini perlu dibarengi dengan peningkatan literasi digital dan pemahaman mendalam tentang teknologi tersebut. Di sinilah peran kolaboratif antara akademisi, pelaku industri, pemerintah, dan komunitas menjadi sangat penting," jelas Dr. Lukas, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Erwin Kuncoro, Presiden Direktur Virtus, menambahkan bahwa pendekatan realistis dalam adopsi AI bukanlah dengan langsung mengimplementasikan skala besar, melainkan memulai dari kebutuhan nyata dan relevan terhadap operasional perusahaan.

"Mulailah dari hal-hal yang paling berdampak, seperti otomatisasi proses manual, penguatan sistem keamanan berbasis AI, atau pemanfaatan data untuk mendukung pengambilan keputusan. Virtus Showcase hadir sebagai jembatan untuk mendorong adopsi ini secara bertahap, bukan hanya melalui penyediaan solusi teknologi, melainkan juga lewat edukasi, konsultasi, dan pendampingan yang disesuaikan dengan kesiapan tiap perusahaan," ujar Erwin.

Yohanes B. Syialin, Commercials Sales Manager, Palo Alto Networks menekankan pentingnya keamanan yang terintegrasi sejak awal dalam perencanaan arsitektur teknologi perusahaan. "Keamanan tidak boleh menjadi lapisan tambahan yang dipasang belakangan. Dalam lanskap data dan sistem yang makin kompleks, kita butuh pendekatan keamanan yang adaptif dan menyatu dengan infrastruktur utama, demi memastikan transformasi digital berjalan aman dan berkelanjutan," jelasnya.

Virtus Showcase 2025 Semarang juga didukung oleh berbagai mitra teknologi global seperti Palo Alto Networks, Confluent, Hikvision, Omnissa, dan Sophos. Acara ini menghadirkan pameran solusi serta sesi diskusi mendalam yang mengulas strategi membangun infrastruktur AI-ready dari berbagai sudut—mulai dari jaringan dan keamanan, hingga observabilitas data dan kepatuhan regulasi. 

Setelah Semarang, Virtus Showcase 2025 akan berlanjut ke Surabaya pada Agustus, dan ditutup di Jakarta pada Oktober. Setiap kota akan mengangkat fokus diskusi yang berbeda dengan Jakarta menjadi penutup yang membahas arsitektur TI real-time, rendah latensi, seamless, dan aman guna mendukung pengambilan keputusan berbasis data secara cepat dan presisi.