PT Virtus Technology Indonesia (Virtus), penyedia solusi infrastruktur digital dan anak perusahaan CTI Group, kembali mengadakan Virtus Showcase 2024 di Sheraton Hotel, Surabaya. Seperti tahun lalu, acara ini akan diselenggarakan di tiga kota. Sebelum di Surabaya, VirtusVirtus Showcase 2024 telah digelar di Semarang pada 12 Juni 2024 lalu dan terakhir nanti di Jakarta.

Acara tahunan ini akan menghadirkan para ahli dan praktisi di bidang keamanan siber dan kecerdasan buatan (AI). Mengusung tema Mitigating Risks and Ensuring Business Security in The AI Era, acara di Surabaya dan Semarang menghadirkan Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, Ketua Umum KORIKA, dan Yohanes B. Syialin, Channel System Engineer dari Palo Alto Networks yang membahas kebutuhan akan langkah-langkah keamanan siber yang kuat dan solusi keamanan berbasis AI yang semakin mendesak.

Baca Juga: Work From Anywhere Tingkatkan Risiko Serangan Siber, Multipolar Technology Ungkap Kelebihan Solusi Cisco SASE

"Adopsi AI di Indonesia berkembang positif meski perlu dipercepat. Sektor e-commerce dan fintech memimpin pemanfaatan AI, tetapi banyak industri masih dalam tahap awal adopsi. Tantangan utamanya meliputi infrastruktur digital, keterbatasan talenta, dan pemahaman yang belum merata. Dengan Strategi Nasional AI 2045 dan kesadaran yang meningkat, Indonesia berpotensi menjadi pemimpin regional dalam implementasi AI," ujar Hammam Riza dalam acara Virtus Showcase Surabaya 2024, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Hammam menekankan, untuk implementasi AI yang efektif, bisnis perlu berinvestasi pada pengembangan SDM, mengidentifikasi use case AI yang relevan, membangun infrastruktur data yang kuat, dan berkolaborasi dengan ekosistem AI seperti KORIKA. Langkah-langkah ini akan mempercepat inovasi dan adopsi teknologi AI di berbagai sektor.

Christian Atmadjaja, Direktur Virtus, menambahkan, "Perkembangan AI perlu diimbangi dengan keamanan siber yang kuat. Virtus Showcase tahun ini menyoroti peran keamanan siber dalam era AI dan bagaimana keduanya saling berhubungan. AI dapat memberikan efisiensi, kecerdasan, dan skalabilitas dalam mengelola kerentanan, mencegah serangan, menangani peringatan, dan merespons insiden. Namun, penjahat siber juga dapat memanfaatkan AI untuk membuat serangan lebih efisien dan mengeksploitasi kerentanan baru yang diperkenalkan oleh AI."