Merespons sejumlah kekhawatiran yang muncul, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, pada Jumat (19/4/2024) menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah intervensi guna menjaga stabilitas rupiah. "Kami terus memastikan stabilitas rupiah tetap terjaga dengan intervensi valuta asing dan langkah-langkah lain yang diperlukan," kata Perry.
Menurut Perry, ekonomi Indonesia termasuk salah satu negara emerging market yang kuat dalam menghadapi dampak gejolak global akibat ketidakpastian penurunan Fed Fund Rate dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Baca Juga: Ada Ketegangan di Timur Tengah, Apa Dampaknya ke Bursa Komoditas Berjangka?
Optimisme serupa juga disampaikan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara yang mengatakan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih kuat untuk menahan laju pelemahan rupiah. Dalam kondisi seperti ini, tegasnya, penting untuk menjaga volatilitas nilai tukar rupiah. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) disebutnya terus memantau kondisi ekonomi guna memastikan stabilitas sistem keuangan nasional.